Bisnis.com, JAKARTA – Ditengah pandemi virus corona (Covid-19) yang meluluhlantakkan perekonomian, sejumlah korporasi mampu memanfaatkan peluang untuk mengembangkan usaha lewat cara akuisisi.
Dalam setiap krisis, memang selalu ada peluang. Berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang 2020, sejumlah perusahaan ternama masih melakukan akuisisi, dari perbankan hingga rumah sakit.
Selain akuisisi dalam dalam porsi mayoritas, pengambialihan saham juga dilakukan dalam porsi signifikan sehingga aksi tersebut tergolong kemitraan strategis. Berikut aksi akuisisi yang dilakukan beberapa korporasi sepanjang 2020.
Gojek
Salah satu aksi korporasi yang hangat di kalangan pelaku paar adalah pengambil alihan saham PT Bank Jago Tbk. oleh Grup Gojek. ini dilakukan oleh Gojek. Pada pertengahan Desember 2020, Gojek melalui anak usahanya, PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopaa) memborong 1,95 miliar lembar saham ARTO seharga Rp1.150 per saham.
Setelah transaksi, kepemilikan PT Dompet Karya anak Bangsa atau DOKAB di ARTO naik menjadi 22,16 persen atau 2,4 miliar saham dari sebelumnya 4,14 persen atau 449,14 juta saham. Total transaksi pembelian saham tersebut mencapai Rp2,25 triliun.
Akuisisi tersebut sudah menjadi bahan spekulasi sejak pertengahan 2019 saat investor baru mencaplok saham Bank Artos - nama lama Bank Jago - dari Keluarga Hardy. Dengan akuisisi saham oleh Gojek, kini investor Bank Jago bertambah setelah PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited menjadi pemegang saham sejak tahun lalu.
Baik pihak Gojek dan Bank Jago menyampaikan, akusisi saham tersebut bakal menjadi pembuka kolaborasi kedua pihak untuk memperdalam penetrasi akses keuangan. Gojek menyebut investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan bisnis Gojek ke depannya.
Astra International
Aksi akuisisi juga dilakukan oleh PT Astra International Tbk. (ASII). Melalui PT Sedaya Multi Investama, Astra mengakuisisi 49,99 saham di PT Astra Aviva Life atau Astra Life dari Aviva International Holdings Limited.
Pada pertengahan November lalu, Astra International mengumumkan akuisisi 49,99 persen saham Astra Life dari Aviva. Dengan terlaksananya transaksi, Astra Life kini dimiliki 99,99 persen oleh perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan catatan Bisnis, Astra dan Aviva menguasai saham Astra Life dengan komposisi sama besar sebelum akuisisi. ASII mengempit sebesar 49,999962 persen, Aviva Holdings International Ltd. (Aviva) sebesar 49,999962 persen, dan Koperasi Astra International (KAI) sebesar 0,000076 persen.
Baca Juga : Wih! ASII Borong Saham Aviva di Astra Life |
---|
Tidak hanya di sektor asuransi, ASII juga melakukan akuisisi di sektor jalan tol. ASII melalui Astra Infra telah menyelesaikan proses akuisisi 51 persen saham milik PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP) dan 49 persen saham milik PT Jaya Sarana Pratama (JSP) dalam PT Jakarta Marga Jaya (JMJ).
Grup CEO Astra Infra, Djap Tet Fa mengatakan dengan penandatanganan dokumen pengalihan saham ini maka secara tidak langsung, Astra Infra memiliki 35 persen saham PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Ruas Tol JORR I W2.
“Berinvestasi di Jalur Outer Ring Road I W2N adalah salah satu langkah strategis Astra Infra dalam mendiversifikasi portofolio bisnis Jalan Tol terutama area Metro. Akuisisi ini juga merupakan wujud kontribusi Astra Infra dalam mendukung kemajuan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Gerbang Tol Meruya 4, salah satu pintu masuk/keluar di Jalan tol Kebon Jeruk-Ulujami. Jalan tol ini dikelola oleh PT Marga Lingkar Jakarta. Astra Infra mengakuisisi 25 persen saham MLJ dari pihak PT Jakarta Marga Jaya - MLJ
Pakuwon Jati
Sementara itu, emiten properti yang terkenal dengan portofolio pusat perbelanjaan, seperti Kota Kasablanka dan Gandaria City, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) mengakuisisi dua mal milik Grup Duniatex, yakni Hartono Mall di Solo dan Yogyakarta.
Hartono Lifestyle Mall Solo di Solo Baru, Sukoharjo, resmi berganti pemilik setelah adanya pengalihan kepemilikan dari PT Delta Merlin Dunia Properti kepada PT Pakuwon Permai.
Alih lahan dan bangunan ini resmi diteken pada Rabu (25/11/2020) lalu. Tak hanya Hartono Lifestyle Mall Solo yang berganti pemilik, tetapi juga Hartono Lifestyle Mall Yogyakarta. Nilai akuisisi dua mal ini mencapai Rp1,36 triliun dan dinilai berdampak positif terhadap bisis Pakuwon Jati
Tower Bersama Infrastructure
Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. juga tidak ketinggalan dalam melakukan akuisisi. Emiten berkode saham TBIG ini mengakuisisi menara milik PT Inti Bangun Sejahtera Tbk senilai Rp3,97 triliun atau US$280 juta.
Akuisisi tersebut tertuang dalam perjanjian jual beli bersyarat (PJBB) pada 21 Desember 2020. Penyelesaian transaksi tersebut diharapkan selesai pada akhir kuartal I/2021.
Manajemen Tower Bersama melansir, akuisisi sebanyak-banyaknya 3.000 menara miliki Inti Bangun Sejahtera bakal membuat portofolio menara perseroan mencapai 19.000 sites.
"Akuisisi sebanyak-banyaknya 3.000 menara akan segera menghasilkan pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi," tuis manajemen Tower Bersama dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Garudafood
Pada Oktober lalu, emiten konsumer PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) juga merampungkan akuisisi 55 persen saham produsen Prochiz PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) senilai hampir Rp1 triliun.
Manajemen Garudafood menyampaikan, perseroan telah mengambil alih 825 juta saham atau 55 persen saham Mulia Boga raya dengan harga Rp1.156 per saham. Dengan kata lain, emiten bersandi saham GOOD itu merogoh kocek Rp953,7 miliar untuk membeli saham dari enam pihak selaku penjual.
Pihak penjual adalah pemegang saham individual yakni Lie Po Fung, Sandjaya Rusli, Berliando Lumban Toruan, Agustini Muara, Marcello Rivelino dan Amelia Fransisca.
“Pengambilalihan ini bertujuan untuk pengembangan dan perluasan usaha serta memperkuat posisi bisnis perseroan di industri makanan dan minuman,” tulis manajemen GOOD dalam keterangan resmi.
RS Omni Pulomas, salah satu rumah sakit yang dikelola oleh PT PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. / omnihospitals
Emtek
Sementara itu, konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja melalui kelompok usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek memperdalam penetrasi di sektor kesehatan dengan mencaplok 71,8 persen saham pengelola Omni Hospitals.
Berdasarkan pengumuman yang dilansir Emtek awal Desember lalu, perseroan mengumumkan telah menyelesaikan pembelian atas 4,24 miliar lembar saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dari PT Omni Health Care.
Transaksi dilakukan pada 30 November 2020. Berdasarkan penelusuran Bisnis, transaksi dilakukan di pasar negosiasi. Adapun total pembelian 71,88 persen saham SAME mencapai Rp581,01 miliar.
Akuisisi saham SAME sekaligus menambah portofolio Emtek di bidang kesehatan. Emiten bersandi saham EMTK itu memulai ekspansi rumah sakit pada 2013, di bawah bendera PT Elang Medika Corpora. (EMC). Pada 2013, EMC mengakuisisi Usada Insani Hospital di Tangerang. Setahun berselang, EMC juga mencaplok RS Pertamedika Sentul.