Bisnis.com, JAKARTA - PT Pakuwon Jati Tbk. melalui anak usahanya membeli 3 aset properti yang terdiri dari 2 pusat perbelanjaan dan 1 hotel di Yogyakarta dan Solo. Untuk transaksi tersebut, emiten properti dengan kode saham PWON ini merogoh kocek hingga Rp1,359 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Pakuwon Jati Minarto Basuki menjelaskan alasan transaksi tersebut untuk diversifikasi geografis bisnis perseroan di luar Surabaya dan Jakarta.
“Diversifikasi geografis untuk memperoleh potensi basis pertumuhan baru di luar Surabaya dan Jakarta,” tulis Minarto dalam kterebukaan informasi, Senin (30/11/2020).
Minarto menjelaskan aset yang dibeli oleh perseroan adalah Hartono Mall Yogyakarta, Hotel Marriott Yogyakarta, dan Hartono Solo Baru.
Awalnya ketiga aset tersebut dimiliki oleh PT Delta Merlin Dunia Properti sebagai pemilik gedung dan Sumitro selaku pemilik tanah. Perusahaan properti tersebut merupakan entitas Grup Duniatex.
Transaksi jual-beli tersebut dilakukan Pakuwon Jati melalui PT Pakuwon Permai yang merupakan anak usaha dengan kepemilikan saham sebesar 67,13 persen.
Baca Juga
Minarto menyampaikan nilai transaksi tersebut mencapai Rp1,35 triliun dan sumber pendanaan diambil dari kas internal.
Dengan tambahan aset properti tersebut, portofolio PWON yang menghasilkan tambahan berulang atau recurring income pun semakin beragam.
Sejauh ini, PWON telah memiliki beberapa properti investasi a.l. Tunjungan Plaza, Pakuwon City Mal, Mal Gandaria City, Mal Kota Kasablanka, Pakuwon Mall. Royal Plaza, Blok M Plaza, Ascott Waterplace Surabaya, dan apartemen servis Somerset Berlian.
“Tambahan portofolio di atas adalah properti dalam keadaan beroperasi, akan semakin memperkuat basis pertumbuhan perusahaan dari peningkatan pendapatan berulang maupun arus kas perusahaan untuk tahun-tahun mendatang,” lanjut Minarto.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, PWON membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp600,69 miliar atau turun 72 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,15 triliun.
Penurunan laba merupakan imbas dari perlambatan pendapatan sebesar 41,87 persen menjadi Rp3,04 triliun pada kuartal III/2020 dari dari Rp5,24 triliun pada kuartal III/2019.