Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gonjang-ganjing Pilpres AS, Rupiah Tak Mampu Dobrak Level Rp14.000

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau dibuka pada posisi Rp14.060 per dolar AS, melemah tipis 0,02 persen atau 2,5 poin hingga pukul 09.20 WIB
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah bergerak melemah tipis pada pembukaan perdagangan Rabu (11/11/2020) setelah sempat naik signifikan beberapa hari belakangan.

Berdasarkan Bloomberg, Rabu (11/11/2020), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau dibuka pada posisi Rp14.060 per dolar AS, melemah tipis 0,02 persen atau 2,5 poin hingga pukul 09.20 WIB

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama juga melemah 0,1 persen ke posisi 92,656.

Mata uang kawasan Asia pada perdagangan kali ini juga dibuka variatif dengan penguatan dipimpin oleh baht Thailand dan won Korea Selatan yang terapresiasi masing-masing 0,28 persen dan 0,27 persen.

Adapun, pada penutupan perdagangan Selasa (10/11/2020) rupiah parkir di level Rp14.057,5 per dolar AS, menguat tipis 0,05 persen atau 7,5 poin.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak cenderung melemah di kisaran 92,749 pada perdagangan kemarin.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pada awal perdagangan kali ini rupiah diprediksi dibuka fluktuatif, setelah ditutup menguat pada perdagangan sebelumnya.

“Namun, rupiah akan melanjutkan tren positifnya dengan ditutup menguat sebesar 5 hingga 30 poin di level Rp14.027 hingga Rp14.080 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (10/11/2020).

Ibrahim menjelaskan bahwa penguatan rupiah didukung oleh prospek kehadiran vaksin Covid-19 yang dapat tersedia dalam waktu dekat. Hal ini dinilai dapat meningkatkan optimisme atas pemulihan ekonomi global.

Untuk diketahui, Pfizer Inc mengatakan pada hari Senin bahwa kandidat vaksinnya, yang sedang dikembangkan dalam kemitraan dengan BioNTech Jerman, lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah Covid-19. Klaim tersebut didasarkan pada data dari 94 orang pertama yang terinfeksi virus dalam uji klinis skala besar Pfizer.

Sementara itu, Ibrahim menilai proses peralihan kekuasaan dari Presiden Donald Trump kepada calon penggantinya Joe Biden tampaknya tidak akan terlalu mulus. Hal tersebut lantaran Trump belum mengakui kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper