Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengesahan RUU Cipta Kerja Berpotensi Gerakkan IHSG

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan bahwa kepastian Omnibus Law akan memberikan sentimen positif kepada para pelaku pasar terkait kemudahan investasi.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja dianggap akan menjadi salah satu katalis positif untuk menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun ini.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan bahwa kepastian Omnibus Law sebenarnya akan memberikan sentimen positif kepada para pelaku pasar terkait kemudahan investasi.

“RUU Cipta Kerja itu mesti disahkan ke depannya karena bisa memberikan pergerakan positif bagi pergerakan IHSG,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga : Menko Airlangga: RUU Cipta Kerja Bakal Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Menurutnya, secara umum pengesahan omnibus law mendukung kinerja keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di Indonesia usai dihantam oleh kasus penyebaran Covid-19 yang tak kunjung selesai hingga saat ini, asal implementasinya dieksekusi dengan baik.

Di sisi lain, dia menilai rencana aksi demonstrasi yang akan diprakarsai oleh beberapa serikat buruh pada pekan depan kemungkinan bisa membuat situasi yang tidak kondusif yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap indeks. Baginya, sentimen politis pun cukup berpengaruh terhadap pergerakan indeks acuan.

“Takutnya mogok kerja dan menghambat pekerjaan manufaktur dan distribusi, hal ini tentunya tidak diharapkan oleh pelaku pasar,” sambungnya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan hari terakhir pekan lalu, Jumat (2/10/2020), IHSG terkoreksi 0,87 persen ke level 4.926,73. Pelemahan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump terkonfirmasi mengidap Covid-19.

Sepanjang pekan lalu IHSG mengalami kumulasi pelemahan 0,39 persen ke level 4.926,73. Sejalan dengan itu, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menyusut menjadi Rp5.729,84 triliun dari Rp5.751,97 triliun.

Secara teknikal, Nafan menilai pergerakan indeks cenderung akan terkoreksi wajar dengan level support 4.865 pada awal pekan depan.

Namun, kondisi ini bisa jadi berbalik apabila terdapat katalis positif dari perkembangan vaksin dan obat antivirus Covid-19 dan data ekonomi dalam negeri yang juga ikut membaik.

Support akhir tahun IHSG itu di level 4.778. Kami berharap akan ada aksi window dressing,” tuturnya kemudian.

Faktor koreksi IHSG dalam beberapa pekan terakhir dianggapnya membuat pelaku pasar melirik pergerakan harga saham-saham berfundamental baik sehingga mendorong minat untuk melakukan akumulasi beli.

Sektor yang dianggapnya masih prospektif dalam beberapa hari ke depan adalah saham-saham emiten farmasi yang masih sangat bergantung pada pemberitaan mengenai upaya pencegahan dan pengobatan Covid-19.

Adapun, secara teknikal, dia merekomendasikan saham AUTO, BBCA, BWPT, MAIN, PTBA, dan WIKA untuk diperdagangkan pada awal pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper