Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Terdampak Tensi China-AS, Pasar Asia Dibuka Menguat

Pada Selasa (8/9/2020), seluruh indeks di wilayah Asia mencatatkan kinerja pembukaan yang positif.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia dibuka di zona hijau mengikuti pergerakan pasar Eropa ditengah kelesuan saham perusahaan teknologi di AS dan tensi panas hubungan China dan Amerika Serikat.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (8/9/2020), seluruh indeks di wilayah Asia mencatatkan kinerja pembukaan yang positif. Indeks Kospi Korea Selatan memipin pergerakan ini dengan kenaikan 0,9 persen.

Sementara itu, indeks Topix Jepang dan S&P/ASX 200 Australia juga mencatatkan kenaikan, masing-masing sebesar 0,4 persen. Indeks berjangka S&P 500 turut dibuka menghijau sebesar 0,7 persen hingga pukul 09.02 waktu Tokyo, Jepang.

Investor akan kembali masuk ke pasar AS setelah libur pada Senin kemarin dan mempertimbangkan keadaan dimana reli positif menunjukkan perlambatan. Saham perusahaan teknologi AS yang selama ini menjadi motor pergerakan bursa mengalami pelemahan pada pekan lalu.

Jeffrey Halley, Senior Market Analyst for the Asia Pacific di Oanda mengatakan meskipun tengah terkoreksi, faktor yang mendasari para pelaku pasar untuk melakukan banyak pembelian tetap terjaga.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya akan memberikan sanksi kepada perusahaan AS yang membuat lapangan kerja di luar negeri dan melarang perusahaan-perusahaan asal China untuk mendapatkan kontrak proyek dari pemerintah.

Rencana kebijakan tersebut berbanding terbalik dengan yang disampaikan oleh calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Di Eropa, perundingan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa yang menemui jalan buntu membuat nilai pound sterling mencatat rekor pelemahan terlama sejak Juni lalu.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyatakan pihaknya siap angkat kaki sepenunya dari Uni Eropa tanpa adanya kesepakatan dagang, yang dianggap sebagai nilai utama dari Brexit. Ia telah menetapkan tenggat waktu tercapainya kesepakatan antara kedua pihak pada 15 Oktober 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper