Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Global Catat Lonjakan Bulanan Terbesar Sejak 2023 Meski Dibayangi Tarif Trump

MSCI World Index ditutup turun 0,07% ke 879,63, namun menguat 1,32% secara mingguan dan 5,53% di bulan Mei, penguatan bulanan terbaik sejak November 2023.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham global ditutup melemah pada Jumat (30/5/2025), namun tetap mencetak kenaikan mingguan serta lonjakan bulanan tertinggi sejak akhir 2023 meskipun di tengah gejolak pasar akibat ketidakpastian atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

Sentimen awal pekan didongkrak oleh kabar positif dari hubungan dagang AS-Uni Eropa, setelah Trump menangguhkan rencana tarif atas impor dari blok tersebut. Fokus pasar lalu beralih ke laporan kinerja keuangan Nvidia yang berhasil melampaui ekspektasi, menambah dorongan bagi saham-saham teknologi.

Namun suasana pasar kembali goyah ketika Pengadilan Perdagangan Internasional AS secara mengejutkan membatalkan tarif Trump, sebelum kemudian dipulihkan sementara oleh pengadilan banding.

Trump menambah ketegangan dengan menuding China melanggar kesepakatan bersama soal pelonggaran tarif dan pembatasan perdagangan mineral kritis, serta mengisyaratkan akan mengambil langkah lebih keras terhadap Beijing.

CIO Siebert.NXT Mark Malek mengatakan sentimen pasar sepanjang pekan lalu benar-benar sangat dinamis.

“Kita melihat versi mini dari dinamika sepanjang bulan—antara euforia saham teknologi dan AI, dan kekhawatiran mendalam terhadap kebijakan tarif pemerintah,” jelasnya seperti dikutip Reuters, Senin (2/6/2025).

Di Wall Street, indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah, terseret oleh tekanan di sektor teknologi, energi, dan barang konsumsi non-primer. Sebaliknya, Dow Jones berhasil berbalik arah dan mencetak kenaikan tipis.

Ketiga indeks tersebut tetap menutup bulan dengan penguatan, di mana S&P 500 dan Nasdaq membukukan lonjakan persentase bulanan terbesar sejak November 2023.

Dow Jones Industrial Average naik 0,13% ke level 42.270,07. S&P 500 terkoreksi tipis 0,01% ke 5.911,69, sementara Nasdaq tergelincir 0,32% ke 19.113,77.

Di Eropa, indeks Stoxx 600 naik 0,14% dan mencatat kenaikan 4% sepanjang Mei. Indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang juga menguat 0,74% semalam, menutup bulan dengan kenaikan hampir 5%—tertinggi sejak September 2024.

Sementara itu, MSCI World Index ditutup turun 0,07% ke 879,63, namun menguat 1,32% secara mingguan dan 5,53% di bulan Mei, penguatan bulanan terbaik sejak November 2023.

“Kita sempat mengira pasar sudah kebal terhadap isu tarif dan sebagian besar risiko sudah dihargai. Tapi ternyata belum,” tambah Malek.

Data ekonomi AS menunjukkan belanja konsumen tipis sedikit di April, dan indeks harga PCE yang menjadi acuan inflasi The Fed juga naik 0,1%, sesuai ekspektasi.

Pada Kamis, Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell melakukan pertemuan langsung pertama. Dalam pernyataannya, The Fed menyatakan Powell tidak membahas arah kebijakan, namun menegaskan bahwa semua keputusan akan bergantung pada data ekonomi ke depan.

Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun 2,6 basis poin menjadi 4,398%, sementara yield obligasi 30 tahun naik tipis 0,2 basis poin ke 4,9254%.

Dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama, termasuk euro dan yen. Meski demikian, indeks dolar tetap berada di jalur pelemahan lima bulan berturut-turut, dibebani ketidakpastian tarif.

Terhadap yen, dolar turun 0,15% ke 143,95, sementara terhadap euro, turun 0,12% ke US$1,135050. Indeks dolar naik 0,14% ke 99,394.

Harga minyak melemah seiring spekulasi bahwa OPEC+ bisa menaikkan produksi pada Juli. Brent turun 0,39% menjadi US$63,90 per barel, dan WTI turun 0,25% ke $60,79 per barel.

Harga emas juga tertekan oleh penguatan dolar. Emas spot turun 0,7% ke $3.292,78 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup melemah 0,9% ke $3.315,40.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper