Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Terdorong Rencana Paket Stimulus

Pada penutupan perdagangan Jumat (31/7/2020) waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 0,44 persen atau 114,67 poin menjadi 26.428,32, S&P 500 Index naik 0,77 persen atau 24,9 poin menuju 3.271,12.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat memperpanjang reli pada Juli 2020 di tengah lonjakan saham teknologi dan berita rencana pembahasan paket stimulus lanjutan.

Pada penutupan perdagangan Jumat (31/7/2020) waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 0,44 persen atau 114,67 poin menjadi 26.428,32, S&P 500 Index naik 0,77 persen atau 24,9 poin menuju 3.271,12.

Adapun, Nasdaq Composite Index meningkat 1,49 persen atau 157,46 poin menuju 10.745,27.

Mengutip Bloomberg, Bursa AS meningkat di tengah lonjakan saham-saham teknologi. Di sisi lain, Gedung Putih dan Partai Demokrat berencana melakukan pertemuan pada Sabtu (1/8/2020) untuk membahas paket bantuan Covid-19 selanjutnya.

Nasdaq didorong laba yang solid dari perusahaan raksasa seperti Apple Inc. dan Amazon.com Inc. Microsoft Corp. juga dilaporkan sedang mengeksplorasi akuisisi operasi TikTok di AS.

S&P 500 mencatat kenaikan bulanan keempat berturut-turut. Namun, tanda-tanda rebound ekonomi yang macet mungkin membuat kenaikan saham sulit mendapatkan momentum lebih lanjut.

Sebelumnya pemerintah memberikan tunjangan pengangguran sebesar US$600 per minggu sebagai jaring pengaman. Namun, hal ini belum dapat memacu perekonomian.

AS memiliki prospek peringkat utang yang direvisi menjadi negatif dari stabil oleh Fitch, yang mengutip kemerosotan berkelanjutan dalam keuangan publik dan tidak adanya rencana konsolidasi fiskal yang kredibel.

"Dengan dampak dari langkah-langkah stimulus masa lalu memudar dan memberikan beberapa bukti bahwa pemulihan global telah terhenti, masih harus dilihat apa yang akan membantu menjaga pasar saham global meningkat dalam beberapa bulan mendatang, terutama saham AS," kata analis pasar ThinkMarkets Fawad Razaqzada.

Menurut Razaqzada, ada kemungkinan pasar akan mengalami koreksi pada Agustus 2020, meskipun tidak separah anjlok pada Maret 2020. Secara keseluruhan memang kondisi terparah sudah membaik dan kebijakan moneter lebih akomodatif.

Michael Sheldon, kepala investasi di RDM Financial Group, mengatakan sangat mungkin pasar bisa memasuki rentang perdagangan selama satu atau dua bulan mendatang karena masih ada banyak ketidakpastian.

"Jika Anda melihat ke depan 12 hingga 18 bulan, ekonomi kemungkinan akan terus pulih dari penurunan mendalam yang disebabkan oleh Covid-19. Namun, penting bagi investor untuk mengetahui bahwa pemulihan ekonomi tidak mungkin berada dalam garis lurus. Kemungkinan akan ada lompatan di sekitar jalan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper