Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di Bursa Efek Indonesia melonjak tajam hingga menyentuh rekor baru 8.017 pada tengah Agustus 2025. Sementara itu dalam penutupan perdagangan hari ini, (27/8/2025), IHSG ditutup menguat 0,38% ke level 7.936,18.
Bloomberg melaporkan terdapat 546 saham yang menguat. Dari jumlah ini, 128 emiten melonjak di atas 100% ytd dengan lima emiten penguatan tertinggi adalah saham lapis kedua yakni Indokripto Koin Semesta (COIN) yang melonjak 2.280%, Multi Makmur Lemindo (PIPA) mencapai 845,45%, Cakra Buana Resources Energi (CBRE) mencapai 747,37%, Minna Padi Investama Sekuritas (PADI) mencapai 740%, dan Chandra Daya Investasi (CDIA) terbang 700%.
Sedangkan secara pengelompokan, saham lapis kedua atau papan pengembangan mencatatkan penguatan 77,28% year to date (YtD) di saat kinerja Papan Utama hanya mampu menguat 4,46% YtD.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, minat investor pada saham-saham dengan kapitalisasi lebih kecil memberikan risiko yang lebih tinggi, seperti volatilitas harga yang tajam.
Pasalnya, saham-saham yang berada di Papan Pengembangan cenderung memiliki likuiditas yang kecil dibandingkan Papan Utama. Selain itu, secara fundamental, kinerja saham Papan Pengembangan juga tidak selalu sekuat kinerja Papan Utama.
“Oleh karena itu, ketika terjadi aksi profit taking massal, koreksinya cenderung lebih dalam dibandingkan big caps,” kata Ekky kepada Bisnis, Rabu (27/8/2025).
Baca Juga
Menurut Ekky, penguatan kinerja saham Papan Pengembangan belakangan, terjadi karena arus keluar dana asing dari saham-saham berkapitalisasi jumbo. Situasi ini kemudian mendorong investor untuk melakukan rotasi ke saham-saham second liner.
Pasalnya, saham-saham second liner dinilai lebih prospektif untuk memberikan pertumbuhan dan keuntungan jangka pendek–menengah yang lebih cepat. Namun, rotasi sektor ini tidak akan bertahan lama.
“Tren euforia biasanya tidak bisa bertahan selamanya. Kembalinya dana asing ke big caps berpotensi menggeser kembali minat domestik dari papan pengembangan menuju papan utama,” kata Ekky.
Sebaliknya, Analis Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menerangkan, penguatan kinerja saham di Papan Pengembangan terutama didorong oleh perbaikan fundamental emiten di sektor ini.
PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) misalnya, sebagai penghuni Papan Pengembangan dan memiliki market caps jumbo, telah mencatatkan kenaikan harga saham hingga 682,36% YtD.
Hal itu menunjukkan bahwa kenaikan harga saham DCII merupakan respon pasar setelah perseroan mampu membukukan kinerja fundamental yang kuat dan melakukan ekspansi sesuai kebutuhan pasar.
“Seperti DCII yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 105% YoY dan fokus capex pada pengembangan data center,” kata Audi saat dihubungi, Rabu (27/8/2025).
Selain karena perbaikan fundamental, penguatan kinerja DBX juga didorong oleh reli harga komoditas emas dan CPO belakangan. Hal itu mendorong penguatan fundamental saham-saham yang berkaitan dengan sektor tersebut.
“Kami berpandangan penguatan emiten yang didorong pada optimalisasi capex untuk ekspansi dan juga peningkatan demand komoditas akan memberikan dampak pada penguatan harga saham yang berkelanjutan,” katanya.
Meskipun demikian, Audi menilai bahwa terdapat potensi pelemahan kinerja saham-saham di Papan Pengembangan, seperti pelonggaran kebijakan moneter yang lambat akan memberikan dampak terhadap sektor keuangan hingga properti. Selain itu, kekhawatiran pertumbuhan PDB dan fluktuasi rupiah juga turut membayangi kinerja saham di Papan Pengembangan.
Dalam situasi tersebut, Audi memberikan rekomendasi trading buy untuk tiga saham, yakni WIFI dengan target harga Rp3.500 per saham, PANI di level Rp17.000, serta ARCI pada kisaran Rp820.
Di sisi lain, Ekky merekomendasikan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target harga di kisaran Rp3.500–Rp3.600, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) yang berpotensi kembali menembus level Rp500, serta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dengan prospek jangka panjang di rentang Rp1.800–Rp2.000.
Selain itu, di sektor properti, Ekky merekomendasikan saham CTRA, BSDE, hingga SMRA seiring momentum penurunan suku bunga BI belakangan. Sementara itu, di sektor perbankan, Ekky merekomendasikan BBRI, BBNI, hingga BMRI.
“Karena valuasinya yang sudah lebih murah serta potensi kembalinya dana asing,” tambahnya.
Saham Paling Cuan (ytd) per 27 Agustus 2025
Ticker | Name | Price | % Chg |
---|---|---|---|
COIN IJ Equity | Indokripto Koin Semesta Tbk PT | 2.380 | 2.280% |
PIPA IJ Equity | Multi Makmur Lemindo Tbk PT | 104 | 845,45% |
CBRE IJ Equity | Cakra Buana Resources Energi T | 161 | 747,37% |
PADI IJ Equity | Minna Padi Investama Sekuritas | 84 | 740% |
CDIA IJ Equity | Chandra Daya Investasi Tbk PT | 1.520 | 700% |
DCII IJ Equity | DCI Indonesia Tbk PT | 321.750 | 664,25% |
WIFI IJ Equity | Solusi Sinergi Digital Tbk PT | 3.050 | 644,62% |
MIRA IJ Equity | Mitra International Resources | 62 | 588,89% |
BUVA IJ Equity | Bukit Uluwatu Villa Tbk PT | 374 | 544,83% |
IKAN IJ Equity | Era Mandiri Cemerlang Tbk PT | 148 | 516,67% |
DATA IJ Equity | Remala Abadi Tbk PT | 4.560 | 488,39% |
RATU IJ Equity | Raharja Energi Cepu PT | 6.550 | 473,74% |
REAL IJ Equity | Repower Asia Indonesia PT | 43 | 439,30% |
CLAY IJ Equity | Citra Putra Realty PT | 1.430 | 437,59% |
COCO IJ Equity | Wahana Interfood Nusantara Tbk | 438 | 434,15% |
ANDI IJ Equity | Andira Agro Tbk PT | 32 | 433,33% |
LAPD IJ Equity | Leyand International Tbk PT | 90 | 400% |
MTPS IJ Equity | Meta Epsi PT | 53 | 381,82% |
CNKO IJ Equity | Exploitasi Energi Indonesia Tb | 105 | 377,27% |
Sumber: Bloomberg
--
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.