Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terpuruk, Pengaruh Repatriasi Dividen atau Kebijakan Suku Bunga BI?

Sebelumnya, rupiah adalah mata uang dengan kinerja terbaik di pasar negara berkembang selama tiga bulan hingga 30 Juni karena investor tertarik pada imbal hasil dari aset Indonesia yang relatif tinggi di tengah dugaan stimulus global.
Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dollar Ameika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dollar Ameika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah telah terdepresiasi lebih dari mata uang negara berkembang lainnya bulan ini.

Kinerja baik yang ditunjukkan rupiah sebelumnya akan tergerus pada Agustus.

Sebelumnya, rupiah adalah mata uang dengan kinerja terbaik di pasar negara berkembang selama tiga bulan hingga 30 Juni karena investor tertarik pada imbal hasil dari aset Indonesia yang relatif tinggi di tengah dugaan stimulus global.

Catatan menunjukkan rupiah telah melemah terhadap dolar pada Agustus selama 16 tahun berturut-turut dan satu-satunya mata uang Asia yang muncul untuk menunjukkan tren seperti itu.

Depresiasi ini tidak terkait dengan sentimen atau kebijakan dalam negeri, dan lebih berkaitan dengan fakta bahwa pembayaran dividen dilakukan kepada investor luar negeri pada April hingga Juli, menurut Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd.

"Kami mendekati periode tahun ini yang cenderung melihat rupiah berada di bawah tekanan," kata Khoon Goh, kepala penelitian Asia di ANZ di Singapura.

"Alasan di balik efek Agustus ini biasanya dikaitkan dengan repatriasi dividen oleh investor asing."

Menurut Goh, rupiah dapat memperpanjang penurunan menuju 14.850 per dolar AS, yang tampaknya menjadi level kuncian. Mata uang Garuda ditutup pada level Rp14.741 per dolar AS pada hari Selasa, setelah terdepresiasi 3,2 persen bulan ini.

Mata uang Indonesia telah jatuh sejak awal Juni setelah bank sentral memangkas suku bunga dua kali dan mengisyaratkan akan ada pelonggaran lebih lanjut.

Bank Indonesia memangkas suku bunga menjadi 4 persen pada minggu lalu, level terendah sejak sistem kurs saat ini diadopsi pada 2016.

Bank sentral juga berjanji untuk membeli triliunan rupiah obligasi langsung dari pemerintah untuk membantu membiayai pengeluaran pemulihan pandemi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper