Bisnis.com, JAKARTA - Kilau emas diyakini belum akan pudar dalam waktu dekat seiring dengan situasi global yang masih dilanda ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa harga emas tampaknya masih berpeluang mempertahankan kenaikan dalam jangka pendek di tengah sentimen pelemahan dolar AS karena outlook stimulus yang lebih banyak dari Federal Reserve.
Tidak ketinggalan, semakin memanasnya ketegangan antara AS-China setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang akan menjatuhkan sanksi kepada China yang dianggap telah ikut campur tangan terhadap otonomi Hong Kong juga menjadi katalis positif emas. Hal itu telah meningkatkan ketidakpastian pasar ketika dunia masih berusaha melawan pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (15/7/2020) hingga pukul 16.31 WIB harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,19 persen ke level US$1.812,79 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 di bursa Comex bergerak menguat tipis 0,04 persen ke level US$1.814,1 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga telah bergerak menguat di kisaran 20 persen.
Adapun,indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,34 persen ke level 95,935 poin.
Baca Juga
“Untuk sisi atasnya, level resisten emas spot terdekat berada di US$1.814 per troy ounce, menembus ke atas dari level itu berpotensi memicu kenaikan lanjutan ke US$1.821 sebelum mengincar resisten kuat di US$1.830 per troy ounce,” ujar Faisyal seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (15/7/2020).
Namun, jika emas bergerak turun, level support terdekat berada di US$1.803 per troy ounce, menembus ke bawah dari level tersebut berpotensi memicu penurunan lanjutan ke US$1.796 sebelum mengincar support kuat di US$1.787 per troy ounce.
Di sisi lain, mengutip publikasi riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX), sentimen harga emas masih tertuju pada pertambahan kasus COVID-19 setiap harinya dan ditambah hubungan AS-China yang membuat kondisi pasar terlihat semakin mengkhawatirkan.
Kenaikan jumlah kasus yang signifikan setiap harinya semakin menurunkan ekspektasi perbaikan ekonomi dalam waktu cepat di sejumlah negara, sehingga membuat harga emas bergerak cukup kuat dalam beberapa perdagangan.
“Harga saat ini bergerak berkonsolidasi di atas zona support US$1.800 per troy ounce. Resistance terdekat harga emas berada di area US$1.810 hingga ke area US$1.815 per troy ounce,” tulis ICDX dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (15/7/2020).
Sementara itu, level support terjauh harga emas berada di area US$1.795 hingga ke area US$1.790 dan untuk resistance terjauhnya berada di areal US$1.830 per troy ounce.