Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan emas sebagai aset investasi pada paruh kedua 2020 diyakini akan meningkat pesat, mengimbangi penurunan permintaan emas untuk perhiasan, teknologi, dan tabungan emas. Hal ini menunjukkan aset aman makin diburu di tengah angka kasus Covid-19 yang terus bertambah secara global.
Dalam laporan terbaru World Gold Council bertajuk 'Gold Mid-Year Outlook 2020', ada tiga faktor yang menyebabkan permintaan emas melonjak, yaitu risiko tinggi dan ketidakpastian, biaya bunga rendah, dan momentum harga yang positif.
Untuk diketahui, kontraksi ekonomi umumnya akan menghasilkan permintaan yang lebih rendah untuk emas dalam bentuk perhiasan, teknologi atau tabungan jangka panjang. Terlebih harga emas tengah melambung tinggi.Adapun, penurunan itu pun sudah tercermin di pasar emas utama dunia seperti China dan India.
“Permintaan investasi untuk emas selama periode tekanan keuangan biasanya akan mengimbangi pelemahan dalam permintaan emas sektor konsumen, dan itu akan kembali terjadi pada 2020. Namun, kinerja emas mungkin bergantung pada kecepatan dan bentuk pemulihan dari ekonomi global saat ini,” tulis WGC seperti dikutip dari laporannya, Rabu (15/7/2020).
Di India, WGC melihat permintaan emas untuk sektor konsumen masih akan lemah pada paruh kedua tahun ini, melanjutkan tren dari enam bulan pertama tahun ini.
Hal itu disebabkan penurunan aktivitas ekonomi seiring dengan kebijakan lockdown sehingga meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan pengangguran dan penurunan pendapatan.
Baca Juga
Namun, paket ekonomi tambahan dari pemerintah dan musim hujan yang positif berpotensi membantu membatasi dampak negatif dari perlambatan ekonomi.
"Selain itu, kami memproyeksikan investor India akan beralih ke emas sebagai sarana lindung nilai pada semester II/2020 seperti yang telah kami lihat pada paruh pertama tahun ini," jelasnya.
Laporan WGC juga mengamati bahwa meskipun bank sentral di seluruh dunia secara agresif memangkas suku bunga dan memperluas program pembelian aset untuk menstabilkan dan menstimulasi ekonominya, tindakan ini justru mengarah pada beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan terhadap kinerja aset berisiko.
Selain itu, stimulus fiskal yang meluas dan peningkatan tingkat utang pemerintah juga menguatkan kekhawatiran pasar terhadap inflasi jangka panjang dan pelemahan nilai tukar yang signifikan, menjadi sinyal meningkatnya risiko di pasar dalam waktu dekat.
“Karena dinamika ini meningkatkan risiko dan mengarah pada kemungkinan yield aset-aset lain yang lebih rendah dari yang diharapkan, kami percaya bahwa emas dapat memainkan peran yang semakin relevan sebagai penyeimbang portofolio investor,” jelas WGC.
Adapun, sepanjang paruh pertama 2020 emas memiliki kinerja luar biasa yaitu naik 16,8 persen dan secara signifikan mengungguli semua kelas aset utama lainnya.
Meskipun pasar ekuitas di seluruh dunia rebound tajam dari posisi terendah pada kuartal I/2020, tingkat ketidakpastian yang tinggi akibat pandemi Covid-19 dan lingkungan suku bunga yang sangat rendah masih akan mendukung aliran dana ke emas.
Seperti pasar uang dan dana obligasi berkualitas tinggi, emas diuntungkan dari kebutuhan investor untuk mengurangi risiko, dengan pengakuan emas sebagai lindung nilai yang lebih ditekankan oleh catatan aliran masuk yang terlihat dalam emas ETF yang signifikan.
Tercatat, aliran dana masuk ke emas ETF sepanjang paruh pertama 2020 sebesar US$40 miliar, rekor tertinggi emas dalam beberapa tahun terakhir.