Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO) tidak membukukan pendapatan sama sekali akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan GTBO US$0 atau sama sekali tidak mencetak penjualan pada kuartal I/2020. Hal ini berbanding 180 derajat jika dibandingkan dengan kuartal I/2019 ketika perseroan masih membukukan US$3,05 juta.
Pendapatan tahun lalu didapatkan seluruhnya dari pasar ekspor dengan total mencapai 240.732 ton. Adapun beberapa klien perseroan adalah Sing Heng Seng Ltd yang membeli senilai US$295.900, Mahalaxmi US$741.400, dan Exim Minerals US$662.189.
GTBO sama sekali tidak membukukan penjualan domestik kendati pemerintah memberlakukan domestic market obligation (DMO). Setelah dikurangi beban pokok penjualan, beban umum, dll maka rugi bersih yang dicatatkan perseroan US$436.736.
Selain itu sejak Desember, perseroan telah menghentikan produksi batu bara akibat Covid-19. Saat ini persediaan batu bara GTBO mencapai 36.222 ton atau setara dengan US$434.669. Meski demikian, perseroan masih mengeluarkan biaya beban tenaga US$19.618 dan beban sewa excavator US$11.327.
Saat ini arus kas dan setara kas perseroan mencapai US$35.892. Sekitar US$3.763 menjadi kas langsung sedangkan sisanya US$32.129 berada di bank.
Baca Juga
Di sisi lain, Goklas Tambunan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 menggembok pergerakan saham GTBO per Selasa (14/7/2020). Alasannya karena perseroan tidak mencetak penjualan sehingga keberlangsungan usaha menjadi perhatian regulator.
“Kami menemukan bahwa Perseroan tidak membukukan pendapatan usaha. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, kami memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek GTBP di seluruh Pasar sejak sesi II perdagangan,” tulisnya dalam keterangan resmi, Selasa, (14/7/2020).
Meski demikian, saham GTBO tengah menguat 1,35 persen menjadi Rp75 per saham saat disuspensi. Perseroan diperdagangkan sebanyak 13 kali dengan volume saham yang beredar 125.200 unit.