Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Garda Tujuh Buana (GTBO) Melambung 300 Persen, Ada Apa?

Jika dihitung sejak posisi terendah tahun ini pada 20 Maret 2023 di level Rp111, maka saham GTBO telah melejit 300 persen hingga hari ini.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten pertambangan batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO) berakhir melesat 24,72 persen hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) pada perdagangan hari ini, Senin (7/8/2023).

Berdasarkan data RTI, saham GTBO hari ini parkir di level Rp444 atau menguat 88 poin dibanding perdangan kemarin. Price to earning ratio (PER) berada di 4,01 kali dan price to book value ratio (PBVR) 1,32 kali dengan kapitalisasi pasar Rp1,11 triliun.

Sepanjang sesi pertama perdagangan hari ini, saham GTBO sempat terperosok ke zona merah hingga ke level Rp336. Kemudian, saham GTBO berbalik arah ke zona hijau pada sesi kedua perdagangan.

Sepanjang 5 hari perdagangan terakhir, saham GTBO telah melesat 123,11 persen, sedangkan selama sebulan saham GTBO tercatat melambung 136,17 persen. Adapun jika dihitung sejak posisi terendah tahun ini pada 20 Maret 2023 di level Rp111, maka saham GTBO telah melejit 300 persen hingga hari ini.

GTBO merupakan perusahaan yang listing pada 2009. Struktur pemegang saham perseroan adalah Citibank Hong Kong S/A PBG Client SG yang mengempit 66,17 persen, PT Garda Minerals yang merupakan pengendali mendekap 26,12 persen, dan sisanya 7,53 persen adalah masyarakat per 30 Juni 2023.

Mengutip laporan keuangan per 30 Juni 2023, GTBO mencatatkan penjualan US$35,72 juta, naik 86,04 persen dibandingkan semester I/2022 sebesar US$19,27 juta. GTBO tercatat hanya melakukan penjualan batu bara untuk pasar luar negeri.

Sepanjang semester I/2023, GTBO menjual sebanyak 921.224 metrik ton, naik dari periode sama tahun lalu 532.839 metrik ton. GTBO menjual batu bara ke Agarwal Coal Ltd, Sing Heng Seng Co Ltd, Grand Power, Thuan Hai Commodities Corp., Equentia Natural, dan Thailand Anthracite.

Seiring kenaikan penjualan, beban pokok penjualan turut naik dari US$16,17 juta, menjadi US$22,34 juta pada semester I/2023.

GTBO membukukan rugi selisih kurs sebesar US$284.280 sepanjang Januari-Juni 2023, dari posisi laba selisih kurs US$102.297. Adapun laba neto perseroan melesat 475,71 persen menjadi US$9,20 juta pada semester I/2023, dari periode sama tahun lalu US$1,59 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper