Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) goyah dan tergelincir ke zona merah bersama dengan bursa saham global.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah mampu menambah staminanya dan berakhir menguat melawan rebound dolar Amerika Serikat.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (7/7/2020):
Saham Global Tergelincir, IHSG Berakhir Merah Tertekan 7 Sektor
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi tipis 0,04 persen atau 1,78 poin ke level 4.987,08. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.982,33 – 5.011,71.
Sebanyak 7 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori negatif, dipimpin properti dan barang konsumer yang masing-masing turun 0,41 persen. Tiga sektor lainnya berakhir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur yang naik 0,66 persen.
Baca Juga
Mayoritas indeks saham di Asia ikut melorot, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (-0,44 persen), Kospi Korea Selatan (-1,09 persen), Hang Seng Hong (-1,38 persen), dan Taiex Taiwan (-0,20 persen).
Emiten Grup Sinarmas Bawa Indeks Bisnis-27 Lampaui IHSG
Dua emiten afiliasi Grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk., memimpin daftar top gainers konstituen Indeks Bisnis-27 sesi perdagangan Selasa (7/7/2020).
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Bisnis-27 menguat 1,1 poin atau 0,25 persen ke level 445,458 pada akhir sesi Selasa (7/7/2020). Pergerakan itu mengungguli indeks harga saham gabungan (IHSG) yang harus parkir di zona merah dengan koreksi 0,04 persen ke level 4.987,082.
Data menunjukkan saham entitas Grup Sinarmas, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia memimpin daftar top gainers. Emiten kertas berkode saham TKIM itu menguat 6,85 persen atau Rp425 ke level Rp6.625. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp20,63 triliun.
Pergerakan nilai tukar rupiah lanjut ditutup menguat 50 poin atau 0,35 persen ke level Rp14.440 per dolar AS, setelah berakhir terapresiasi 32 poin di level 14.490 pada Senin (6/7).
Beberapa mata uang lainnya di Asia justru melemah terhadap dolar AS, antara lain dolar Taiwan (-0,08 persen), peso Filipina (-0,31 persen), dan rupee India (-0,34 persen).
Sementara itu, indeks dolar AS rebound ke zona hijau dan terpantau menguat 0,19 persen atau 0,180 poin ke posisi 96,905 pukul 19.49 WIB.
Juli-Agustus, Rupiah Diperkirakan Masih Bergejolak dan Rentan
Investor valas tengah was-was akan ada gejolak kedua pada mata uang rupiah dan rupee.
Bloomberg memperkirakan kedua dari mata uang dengan imbal hasil tertinggi di kawasan Asia Pasifik itu terlihat sangat rentan pada Juli dan Agustus. Pasalnya likuiditas kedua mata uang secara historis pada periode itu akan lebih terbatas karena para trader dalam masa liburan.
Di sisi lain, infeksi virus corona yang meningkat, langkah-langkah stimulus miliaran dolar, dan rencana monetisasi utang yang kontroversial mengancam kembalinya volatilitas.
Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 terpantau melemah 9,10 poin atau 0,51 persen ke level US$1.784,40 per troy ounce pukul 19.39 WIB.
Sebaliknya, di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp3.000 menjadi Rp934.000 per gram.
Harga pembelian kembali atau buyback emas turut bertambah Rp3.000 menjadi Rp832.000 per gram dari harga sebelumnya.