Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) membukukan penurunan pendapatan dan laba per semester I/2025, namun segmen kawasan industri membukukan kinerja solid.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, DILD membukukan pendapatan usaha senilai Rp1,21 triliun. Realisasi itu turun 10,80% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semester I/2024 senilai Rp1,36 triliun.
Di dalamnya, segmen pengembangan kawasan industri mencatat kontribusi sebesar Rp394 miliar atau menyumbang 51% dari total pendapatan pengembangan pada semester I/2025.
Secara keseluruhan, pendapatan pengembangan DILD tercatat senilai Rp772 miliar pada semester I/2025 ini, berkontribusi sebesar 63% terhadap total pendapatan.
Sedangkan pendapatan berulang (recurring income) tercatat sebesar Rp444 miliar atau berkontribusi 37% terhadap total pendapatan perseroan. Adapun, recurring income pada paruh pertama tahun ini mengalami kenaikan 7% secara tahunan.
Selanjutnya, beban pokok penjualan dan beban langsung DILD ditekan 16,79% yoy menjadi Rp791,34 miliar dari sebelumnya Rp951,12 miliar. Alhasil laba kotor naik 3,03% yoy menjadi Rp424,64 miliar.
DILD mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp12,56 miliar atau turun 96,57% yoy dari sebelumnya Rp366,85 miliar.
Sedangkan EBITDA naik dari 22% pada semester I/2025 menjadi 28% pada semester I/2025.
Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan pendapatan segmen kawasan industri berhasil memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja Perseroan. Dia menyebut segmen kawasan industri menyumbang hingga 33% dari seluruh pendapatan usaha yang dibukukan DILD.
"Pencapaian ini menegaskan kawasan industri sebagai penopang penting kinerja keuangan sepanjang paruh pertama tahun ini," ujar Archied dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (1/8/2025).
Saat ini, Intiland tengah mengembangkan dua kawasan industri yaitu Batang Industrial Park (BIP) di Batang, Jawa Tengah, dan Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto, Jawa Timur. Selain kedua kawasan industri tersebut, DILD juga mengembangkan kawasan pergudangan Aeropolis Techno Park di Aeropolis di Tangerang.
Selain kawasan industri, kontributor development income Intiland juga berasal dari segmen kawasan perumahan sebesar Rp231 miliar dan pengembangan mixed-use & high rise Rp147 miliar.
"Pendapatan usaha dari kawasan industri cenderung lebih stabil dan memberikan margin yang sehat. Hal ini mendukung kestabilan arus kas serta menjaga kinerja keuangan Perseroan secara keseluruhan di tengah pasar residensial high-rise yang masih belum mengalami pertumbuhan signifikan,” ujar Archied.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.