Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat, Saham Prajogo Pangestu BRPT & Happy Hapsoro RAJA Moncer

IHSG naik 0,71% ke 7.537 pada 1 Agustus 2025, dengan saham BRPT dan RAJA melonjak. Sentimen positif datang dari negosiasi AS-China dan surplus perdagangan Indonesia.
Investor mengamati layar pergerakan data saham di Jakarta, Kamis (17/7/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha
Investor mengamati layar pergerakan data saham di Jakarta, Kamis (17/7/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,71% atau 53,4 poin ke level 7.537 pada perdagangan Jumat (1/8/2025). Saham BBCA, BRPT, dan RAJA ditutup menguat sore ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 357 saham menguat, 255 saham melemah, dan 189 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.523-7.579. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp13.627 triliun.

Saham BBCA menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan menurut nilai transaksi pada perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi Rp719,9 miliar. Saham BBCA ditutup naik 0,30% ke level Rp8.300

Saham lain yang juga menguat hari ini adalah saham milik Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Saham BRPT naik 2,28% ke level Rp2.690 per saham. 

Kemudian saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) milik Happy Hapsoro juga tercatat melonjak hari ini hingga 10,34% ke level Rp2.880 per saham. 

Saham-saham lain yang juga menguat adalah saham TOBA yang naik 13,24%, saham TLKM menguat 3,47%, dan saham ANTM naik 1,05% ke level Rp2.880 per saham. 

Sebelumnya, Tim Riset Phintraco Sekuritas menuturkan sentimen hari ini datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan bahwa tarif sebesar 25% atas impor Meksiko akan diperpanjang selama 90 hari lagi. 

Menteri Keuangan AS mengatakan negosiasi dengan Tiongkok telah mencapai titik di mana kedua belah pihak memiliki potensi kesepakatan. AS dan Tiongkok memiliki waktu hingga 12 Agustus 2025 sebelum penundaan atas tarif tinggi berakhir. 

Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menuturkan dari dalam negeri, pasar mencermati rilis data ekonomi dalam negeri. Aktivitas sektor manufaktur Indonesia meskipun mengalami kenaikan namun masih berada di zona kontraksi. 

Berdasarkan laporan S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 49,2, naik dari posisi 46,9 pada Juni. Kenaikan ini mencerminkan perlambatan laju kontraksi, namun indeks masih berada di bawah ambang batas netral 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi. 

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan posisi neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2025 mengalami surplus sebesar US$4,1 miliar, sehingga mencatatkan selama 62 bulan beruntun mengalami surplus.

Sementara itu, inflasi tahunan Indonesia meningkat menjadi 2,37% pada Juli 2025, naik dari 1,87% pada Juni dan sedikit di atas proyeksi pasar sebesar 2,24%, tetapi tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) 1,5% hingga 3,5%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro