Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Indomie (ICBP) Laba Rp8,48 Triliun Kala Daya Beli Lesu

ICBP raih laba Rp8,48 triliun di semester I/2025 meski daya beli lesu, dengan penjualan naik 2% dan laba bersih melonjak 56% berkat strategi prioritas.
Pengunjung melihat produk Indomie di salah satu pusta perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (29/6/2024). PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp2,3 triliun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). / JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk Indomie di salah satu pusta perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (29/6/2024). PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp2,3 triliun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). / JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ringkasan Berita
  • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) mencatat laba usaha Rp8,48 triliun pada semester I/2025 meski daya beli melemah.
  • Penjualan neto konsolidasi ICBP naik 2% menjadi Rp37,6 triliun, namun laba usaha turun 5% akibat kenaikan biaya bahan baku.
  • Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 56% menjadi Rp5,54 triliun, didorong oleh lebih rendahnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) mampu membukukan laba usaha Rp8,48 triliun pada semester I/2025 di tengah tren pelemahan daya beli.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim mengatakan perusahaan mampu membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 2% menjadi Rp37,6 triliun, dibandingkan dengan Rp36,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Meskipun marjin laba usaha tetap sehat di kisaran 22,5%, laba usaha turun 5% menjadi Rp8,48 triliun dari Rp8,89 triliun pada semester I/2024. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku.

"Meskipun dihadapkan pada kondisi makroekonomi yang penuh tantangan sehingga menyebabkan tingkat daya beli konsumen melemah, tetapi ICBP tetap fokus pada upaya dan strategi prioritasnya," kata Anthoni Salim dalam siaran pers, Kamis (31/7/2025).

Dia menuturkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 56% menjadi Rp5,54 triliun dari Rp3,54 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan signifikan ini terutama didorong oleh lebih rendahnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi yang timbul dari kegiatan pendanaan.

Sementara itu, core profit yang mencerminkan kinerja operasional, turun 5% sejalan dengan laba usaha menjadi Rp5,37 triliun dari Rp5,62 triliun pada semester pertama tahun lalu.

"Kami akan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang berpotensi memengaruhi kegiatan usaha Perseroan, serta memastikan akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan rangkaian produk kami yang luas, memenuhi kebutuhan konsumen melalui inovasi produk, dan meningkatkan efisiensi operasional guna meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang," ujarnya.

Sebelumnya, dividen jumbo senilai Rp2,91 triliun dibayarkan emiten Grup Salim ini kepada para pemegang sahamnya pada Selasa (22/7/2025). Sentimen dividen, daya beli, dan ketidakpastian geopolitik diproyeksi membayangi arah pergerakan saham emiten produsen Indomie itu ke depan.

Para pemegang saham ICBP telah menerima dividen jumbo sebanyak Rp250 per saham. Emiten Grup Salim tersebut membayar dividen senilai total Rp2,91 triliun.

Pembagian dividen itu tersebut sejalan dengan kinerja positif ICBP sepanjang 2024. Penjualan bersih ICBP tercatat sebesar Rp72,59 triliun atau meningkat 6,90% year on year (YoY). Didorong oleh segmen mi instan, ICBP mampu menumbuhkan laba bersih hingga 13% secara tahunan.

Di lantai bursa, saham ICBP parkir di zona merah level Rp9.800 per saham usai turun 1,26% pada perdagangan Kamis (31/7/2025). Posisi tersebut tercatat merosot 12,69% secara year to date.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro