Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Gelontorkan Stimulus Baru, Wall Street Berbalik Menguat

Bursa saham Amerika Serikat berakhir menguat pada perdagangan Senin (15/6/2020) setelah Federal Reserve menindaklanjuti janji untuk membeli obligasi korporasi di bawah program pinjaman darurat.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berakhir menguat pada perdagangan Senin (15/6/2020) setelah Federal Reserve menindaklanjuti janji untuk membeli obligasi korporasi di bawah program pinjaman darurat.

Dilansir Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,62 persen atau 157,62 ke level 25.763,16, sedangkan indeks S&P 500 ditutup naik 0,83 persen ke level 3.066,59 dan indeks Nasdaq Composite menguat 1,43 persen ke level 9.726,02.

Indeks S&P 500 berfluktuasi tajam sepanjang perdagangan, di tengah kekhawatiran mengenai gelombang kedua pandemi virus corona.

"Reaksi awal tampaknya adalah bahwa Fed masih berada di belakang pasar meskipun mereka memperkirakan ekonomi akan lesu dalam jangka waktu yang lebih lama," kata kepala analis pasar Miller Tabak + Co., Matt Maley, seperti dikutip Bloomberg.

Pembelian obligasi akan akan dilakukan menggunakan Fasilitas Kredit Korporat Pasar Sekunder The Fed, program pinjaman darurat yang sampai saat ini hanya membeli reksa dana yang diperdagangkan di bursa.

Bank sentral juga menambahkan strategi pembeliannya dan mengatakan akan mengikuti indeks pasar beragam obligasi korporasi AS yang dibuat secara khusus untuk fasilitas tersebut.

Setelah reli tajam pekan lalu yang mendorong bura global mendekati level pra-pandemi, sentimen berubah negatif menyusul ekonomi yang menunjukkan bahwa ekonomi global masih lemah dan tidak ada tanda-tanda bahwa perjalanan internasional akan kembali normal dalam waktu dekat.

Lebih dari 20 negara bagian AS melihat peningkatan dalam kasus virus corona, sedangkan penyebaran kasus di Beijing juga telah meningkatkan kekhawatiran akan kebangkitan pandemi.

Rilis data ekonomi China pada kemarin ini juga memperlihatkan kenaikan di bawah ekspektasi sejumlah ekonom. Hal tersebut juga ditambah dengan penurunan angka penjualan ritel dan kenaikan output industri yang dibawah perkiraan awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper