Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Pemangkasan Suku Bunga Acuan, Pasar Obligasi Lanjut Menguat

Associate Direktur of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar obligasi mulai menyentuh area 7,70 persen. Pihaknya memperkirakan penguatan masih berpotensi menuju 7,65 persen akhir pekan ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga obligasi Indonesia terus menguat di tengah prediksi pemangkasan suku bunga acuan yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia parkir di level 7,69 persen pada, Senin (18/5/2020) pukul 18:29 WIB. Posisi itu turun dari 7,83 persen pada akhir sesi, Jumat (15/5/2020).

Sementara itu, yield SUN tenor 5 tahun Indonesia juga mengalami penurunan dari 7,11 persen pada, Jumat (15/5/2020), menjadi 7,07 persen. Selanjutnya, yield SUN tenor 15 tahun Indonesia juga mengalami penurunan dari 8,05 persen menjadi 7,98 persen pada, Senin (18/5/2020).

Adapun, yield SUN tenor 20 tahun Indonesia juga turun dari 8,03 persen menjadi 8,01 persen pada, Senin (18/5/2020).

Sebagai catatan, pergerakan harga obligasi dan yield obligasi saling bertolak belakang. Kenaikan harga obligasi akan membuat posisi yield mengalami penurunan sementara penurunan akan menekan tingkat imbal hasil.

Associate Direktur of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar obligasi mulai menyentuh area 7,70 persen. Pihaknya memperkirakan penguatan masih berpotensi menuju 7,65 persen akhir pekan ini.

“Peluang yang tersedia cukup besar, apalagi ada pertemuan Bank Indonesia yang memberikan angin surga terkait dengan penurunan tingkat suku bunga, meskipun sekali lagi kami mengingatkan bahwa posisinya belum segenting itu untuk bank sentral menurunkan tingkat suku bunga,” tulisnya dalam riset, Selasa (19/5/2020).

Berdasarkan konsensus Bloomberg, 11 ekonom memprediksi bank sentral akan memangkas BI 7 Day Reverse Rate dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen. Adapun, hanya 4 ekonom yang memprediksi Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan.

Kendati demikian, Nico menyebut kabar penurunan tingkat suku bunga akan dimanfaatkan pelaku pasar dan investor untuk membuat harga obligasi mengalami kenaikan.

Selain itu, penyerapan pemerintah dalam lelang surat berharga syariah negara (SBSN), Senin (18/5/2020), yang melebihi target juga mengerek harga obligasi Indonesia.

“Obligasi [SBSN] yang diserap cukup banyak diatas dari target yang telah ditentukan sehingga membuat harga obligasi mengalami kenaikkan meskipun masih dalam rentang terbatas,” jelasnya.

Sebagai catatan, pemerintah telah melakukan lelang SBSN atau sukuk negara, Senin (18/5/2020). Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp18,85 triliun untuk enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syarian (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS).

Dari situ, total nominal yang dimenangkan dari keenam seri yang ditawarkan senilai Rp9,5 triliun. Jumlah itu lebih besar dari target indikatif yang dipasang pemerintah senilai Rp7 triliun.

Nico memprediksi pasar akan cenderung wait and see pada sesi, Selasa (19/5/2020). Investor asing menurutnya masih enggan untuk masuk ke dalam obligasi kembali khususnya terkait dengan ketidakpastian global yang terus merundungi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper