Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. akan mengajukan pinjaman ke perbankan untuk melunasi pokok obligasi yang akan jatuh tempo pada kuartal III/2020.
Sekretaris Perusahaan Pembangunan Jaya Ancol Agung Praptono mengatakan bahwa perseroan saat ini tengah mempersiapkan upaya pelunasan obligasi melalui pinjaman perbankan.
Adapun, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) perseroan memiliki Obligasi Berkelanjutan II Jaya Ancol Tahap I Tahun 2019 senilai Rp269 miliar yang akan jatuh tempo 12 Juli 2020. Obligasi tersebut memiliki kupon 7,85 persen per tahun yang dibayarkan setiap tiga bulan.
“Bisa dipastikan, Insya Allah kami akan melunasi bonds senilai Rp269 miliar tepat waktu,” ujar Agung saat dihubungi Bisnis, Senin (18/5/2020).
Agung menjelaskan bahwa perseroan saat ini juga tengah menyiapkan strategi protokol khusus untuk mempertahankan likuiditas perseroan di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, sentimen itu telah membuat perseroan diprediksi mengalami penurunan kinerja signifikan.
Emiten berkode saham PJAA itu sudah kehilangan masa operasi selama 2 bulan atau sepertiga dari kuartal II/2020 seiring dengan upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca Juga
Pada kuartal I/2020 saja, perseroan telah menunjukkan penurunan kinerja dengan membukukan kerugian sebesar Rp10,37 miliar. Hal itu berbanding terbalik dengan kuartal I/2019 yang masih membukukan laba bersih Rp10,11 miliar.
Kinerja tersebut pun sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini yang hanya sebesar Rp218,82 miliar, lebih rendah 17,93 persen daripada perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp266,64 miliar.
Agung mengatakan bahwa menghadapi tantangan tersebut, saat ini perseroan sudah memulai langkah efisiensi dari operating expenditure (opex).
“Kami juga akan mengevaluasi seluruh investasi, dan hal lainnya dengan tetap mempertimbangkan aspek GCG [good corporate governance]untuk kelangsungan usaha perseroan di masa depan,” jelas Agung.
Dia pun mengaku, akan terbuka terhadap segala opsi dan akan mempersiapkan segala kemungkinan yang ada untuk menjaga likuiditas perseroan di tengah pandemi, termasuk menerbitkan obligasi baru dan penggalangan dana lainnya di bursa.
Adapun, perseroan tercatat hanya memiliki satu obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Sementara itu, sisa dua obligasi lainnya akan jatuh tempo pada kuartal kedua dan kuartal ketiga 2021. Total outstanding obligasi korporasi PJAA yang tercatat di KSEI saat ini senilai Rp669 miliar.
Per kuartal I/2020, jumlah liabilitas PJAA adalah sebesar Rp2 triliun dengan ekuitas Rp2,14 triliun. Dengan begitu, debt to equity ratio (DER) PJAA baru mencapai 0,93 kali.