Bisnis.com, JAKARTA — PT Panin Sekuritas masih merekomendasikan beli untuk saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk., kendati emiten berkode dagang ITMG tersebut membukukan penurunan pendapatan.
Pada kuartal I/2020, ITMG mencatatkan penurunan pada pendapatan sebesar US$366 juta, turun 10,9 persen quarter on quarter (qoq) dan 19,2 persen year on year (yoy).
“Penurunan tersebut in-line dengan estimasi kami yakni 24,8 persen, namun di bawah estimasi pasar yang mana consensus memproyeksikan 24,4 persen. Adapun rata-rata 5 tahun 23,6 persen” demikian jelas tim riset Panin Sekuritas (PANS) dalam paparannya, Rabu (13/5/2020).
Sementara itu, penurunan pada pendapatan ITMG pada kuartal I/2020 disebabkan oleh penurunan pada harga jual rata-rata (ASP) menjadi US$58,7 atau anjlok 17,4 persen yoy. Hal itu dipicu penurunan pada volume penjualan pada periode yang sama, menjadi 5,8 juta ton batubara, terkoreksi 3,3 persen yoy.
Seiring dengan penurunan volume penjualan, produksi pada kuartal I/2020 juga mengalami penurunan menjadi 4,5 juta ton batubara (-15,1 persen QoQ, -22,4 persen YoY).
Pun, sesuai dengan strategi perusahaan untuk melakukan efisiensi dengan menurunkan strip ratio, rerata strip ratio pada kuartal I/2020 juga tercatat menurun menjadi 10,7 kali. Sebagai perbandingan, strip ratio pada kuartal IV/2019 adalah 9,3 kali dan pada kuartal I/20219 adalah 13,2 kali.
Baca Juga
Penurunan ini kemudian membawa penurunan pada margin laba kotor operasi menjadi 18 persen, yang mana pada kuartal I/2019 mencapai 20,7 persen, sedangkan margin laba operasi menjadi 9,8 persen dari sebelumnya 12,6 persen di kuartal I/2019.
“Laba bersih ITMG tercatat menurun menjadi US$15 juta di kuartal I/2020 turun sangat tajam yakni 68,9 persen yoy, di bawah estimasi PANS yakni 19,0 persen dan estimasi konsesus 15,7 persen, dengan rata-rata 5 tahun 30,6 persen,” tutur PANS.
Penurunan laba bersih disebabkan oleh koreksi margin karena melemahnya harga jual dan volume penjualan, naiknya effective tax rate menjadi 67,6 persen dari semula 32,4 persen pada kuartal I/2019, dan penurunan pada penghasilan keuangan menjadi US$0,9 juta (-56,7 persen yoy).
Kendati demikian, PANS masih merekomendasikan beli dengan target harga Rp9.500 yang mencerminkan price to earning (PE) 6,4 kali di 2020. Hal tersebut didorong oleh struktur neraca yang kuat dengan posisi net cash serta dividen yield yang tinggi .
“Asumsi rasio pembayaran dividen (DPR) 80 persen dan nilai tukar Rp14.200 per dolar,” imbuhnya.