Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aduh! Sudah Rp2.050 Triliun Dana Minggat Dari Bursa

Sepanjang tahun berjalan, IHSG sudah terkoreksi 28,63 persen. Kendati demikian, dalam sebulan terakhir indeks masih meningkat 3,62 persen.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Lesunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2020 akibat dampak pandemi Covid-19 tentunya memengaruhi aksi jual oleh investor yang menggerus kapitalisasi pasar.

Pada Jumat (24/4/2020) pergerakan IHSG ditutup melemah 2,12 persen atau 97,49 poin ke level 4.496,06 pada akhir perdagangan. IHSG tercatat turun 2,99 persen sepanjang pekan ini.

Sepanjang tahun berjalan, IHSG sudah terkoreksi 28,63 persen. Kendati demikian, dalam sebulan terakhir indeks masih meningkat 3,62 persen.

Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp5.214,08 triliun, menurun Rp2.050,94 triliun dari posisi akhir 2019 sebesar Rp7.265,02 triliun.

Sebelumnya, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia cenderung stabil di atas Rp7.000 triliun dalam 3 tahun terakhir. Pada 2017 kapitalisasi pasar mencapai Rp7.052,39 triliun, dan pada 2018 sebesar Rp7.023,5 triliun.

Kinerja IHSG
TahunIndeksKapitalisasi (Rp triliun)
20154.593,014.872,7
20165.296,715.735,61
20176.355,657.052,39
20186.194,57.023,5
20196.299,547.265,02
2020*4.496,065.214,08

*per 24 April 2020

Sumber: OJK, BEI, diolah

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menjelaskan bahwa kinerja indikator perdagangan mengalami penurunan pada periode berjalan 2020. Indeks harga saham gabungan (IHGS) telah terkoreksi 26,43 persen hingga 17 April 2020.

Inarno menyebut penurunan IHSG diikuti penurunan kapitalisasi pasar sebesar 26,12 persen menjadi 5.368 triliun per 17 April 2020.

Dia mengatakan penurunan juga terjadi terhadap pertumbuhan indeks sektoral. Dari sisi kinerja, penurunan terdalam dialami oleh sektor saham aneka industri yang sudah terkoreksi 40,60 persen hingga 17 April 2020.

Kondisi itu, lanjut dia, disebabkan oleh saham berkapitalisasi cukup besar yakni PT Astra International Tbk. Emiten berkode saham ASII itu terkoreksi cukup dalam atau mencapai 40 persen hingga periode tersebut.

“Untuk kapitalisasi pasar, penurunan paling dalam sektor saham keuangan,” jelasnya, Jumat (24/4/2020).

BEI mencatat kapitalisasi pasar sektor saham keuangan telah turun 27,89 persen sepanjang Januari 2020—17 April 2020. Sepanjang periode itu, kapitalisasi pasar sektor saham keuangan menguap Rp708,42 triliun menjadi Rp1.831,60 triliun.

Inarno juga menyebut penurnan IHSG tidak terlepas dari aksi jual investor asing. Pada Januari 2019—17 April 2019, investor asing masih mencetak net buy atau beli bersih Rp49,20 triliun.

Kendati demikian, kondisi periode yang sama tahun ini justru sebaliknya. Investor asing malah membukukan net sell atau jual bersih Rp14,87 triliun.

“Aktivitas jual asing mulai terlihat sejak akhir Februari 2020,” ujarnya.

Aksi jual bersih oleh investor asing melampaui Rp 1 triliun pada perdagangan hari ini, Jumat (24/4/2020), setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2 persen lebih.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp1,09 triliun, net sell hari ke-9 berturut-turut. (lihat tabel).

Aksi beli oleh investor asing tercatat mencapai 706,03 juta lembar saham senilai Rp1,98 triliun. Adapun, aksi jual oleh investor asing tercatat 1,16 miliar lembar saham senilai Rp3,072 triliun.

Ringkasan perdagangan saham oleh investor asing
TanggalTotalKeterangan
24 AprilRp1,09 triliunNet sell
23 AprilRp243,79 miliarNet sell
22 AprilRp334,99 miliarNet sell
21 AprilRp427,3 miliarNet sell
20 AprilRp572,95 miliarNet sell
17 AprilRp552,31 miliarNet sell
16 AprilRp1,19 triliunNet sell
15 AprilRp373,23 miliarNet sell
14 AprilRp427,21 miliarNet sell
13 AprilRp322,85 miliarNet buy

Sumber: BEI

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper