Bisnis.com, JAKARTA – Tiga saham perbankan jumbo, yakni BBCA, BBRI, dan BMRI menjadi penekan utama Indeks Harga Saham Gabungan pada Kamis (19/3/2020) pagi.
Hingga pukul 9.20 WIB, IHSG terpantai melesu 4,79 persen atau 207,44 poin menjadi 4.123,23. Sejumlah 263 saham melemah, 37 saham naik, dan 56 saham belum berubah.
Saham BBCA anjlok 7 persen atau auto reject bawah menjadi Rp23.250. Saham BBRI juga merosot 5,41 persen ke level Rp2.970. Saham BMRI anjlok 6,99 persen menuju Rp4.790.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus melemah pasca penyebaran masif virus corona secara global sehingga investor diharapkan mencermati saham-saham defensif.
“Kejatuhan tersebut berpotensi mendorong IHSG turun dengan level support 4.114 hingga level resistan 4.354,” paparnya, Kamis (19/3/2020)
Mengetahui IHSG berpeluang melanjutkan kejatuhannya, sekuritas merekomendasikan investor untuk sangat selektif jika ingin melakukan buy on weakness dan dapat tetap fokus atas saham super defensif dari farmasi, bank, logam, telko dan konsumer dalam perdagangan hari ini.
Baca Juga
Beberapa saham-saham pilihan yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas yakni KLBF, MDKA, BBRI, INDF, BBCA dan TLKM.
Kekhawatiran atas dampak yang akan ditimbulkan pandemi COVID-19 atau virus corona terhadap ekonomi Amerika Serikat mendorong Dow Jones Industrial Average atau DJIA turun tajam untuk pertama kali dibawah level 20,000 sejak Februari 2017 setelah turun sebesar -6.30 persen pada perdagangan Rabu (18/3/2020).
Secara global per 19 Maret 2020, akibat COVID-19 terdapat 218.952 orang yang terjangkiti virus ini, dimana penyebaran virus ini paling cepat terjadi di Italia dan Amerika Serikat. Sementara di Indonesia, virus ini sudah menjangkiti 227 orang dengan jumlah yang meninggal mencapai 19 orang.
Lebih lanjut, harga WTI Crude Oil juga jatuh ke titik terendah selama 24 tahun terakhir setelah kemarin turun tajam 17,99 persen di tengah kejatuhan harga komoditas lain seperti: nikel -4.45 persen, timah -4.05 persen serta emas -2.27 persen di tengah jatuhnya EIDO yakni 10.25 persen yang berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan.
Di lain pihak, jatuhnya sebagian indeks bursa Asia serta semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah berada dilevel Rp15.315 di hari Kamis (19/3/2020) pagi juga berpotensi menjadi sentimen negatif, sehingga sekuritas memperkiraan kisaran pelemahan rupiah di batas Rp14.210 hingga Rp15.350.