Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Filipina yang menutup pasar keuangannya baik pasar saham, obligasi, maupun mata uang diprediksi akan banyak diikuti negara lain.
Seperti dilansir dari Bloomberg, langkah Filipina untuk menghentikan perdagangan telah dilakukan juga oleh Sri Lanka. Adapun Filipina menutup bursanya sementara dan rencananya akan kembali dibuka pada Kamis (19/3/2020) mendatang.
Keduanya mengambil langkah itu dengan alasan serupa, yakni meredam penyebaran virus corona atau Covid-19 yang hingga saat ini telah menginfeksi lebih dari 174.000 orang di dunia dan memakan korban lebih dari 7.000 nyawa.
Senior Market Analyst Oanda Asia Pasitif Pte. In Singapore mengatakan bursa-bursa yang lebih kecil termasuk Jakarta (Jakarta Composite Index/ Indeks Saham Gabungan) kemungkinan besar akan mengalami hal yang sama.
“Penanganan wabah yang dilakukan cenderung lambat dan tidak menyeluruh,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (17/3/2020)
Hingga saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) belum berencana menutup perdagangan saham dan masih akan memantau perkembangan yang terjadi.
Baca Juga
Adapun, beberapa kebijakan telah dikeluarkan oleh BEI antara lain melarang short selling serta mengubah batasan auto reject bawah asimetris menjadi 10 persen kemudian memangkasnya ke level 7 persen.
BEI juga memberlakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan selama 30 menit jika IHSG turun mencapai 5 persen.
Hingga saat ini, IHSG tercatat telah 4 kali mengalami trading halt yakni pada perdagangan Kamis (12/3/2020) pukul 15.33, perdagangan Jumat (13/3/2020) pada pukul 09.15, serta perdagangan Selasa (17/3/2020) pada pukul 15.02 dan pukul 15.50.
Hari ini, selah diwarnai dua trading halt, IHSG ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4.456,75. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 4.447,96-4.698,04.