Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larangan Perjalanan AS Memicu Kepanikan di Bursa

Presiden AS Donald Trump melakukan pembatasan perjalanan dari Eropa selama 30 hari ke depan dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona.
Pengunjung menggunakan smarphone memotret layar monitor yang menampilkan pergerakan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone memotret layar monitor yang menampilkan pergerakan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup 30 menit lebih cepat pada pukul 15.33 kemarin, Kamis (12/3/2020) akibat turun 5 persen ke level 4.895. Mengapa investor masih panik meskipun sejumlah perusahaan telah mengumumkan buy back?

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee menyebut IHSG turun akibat kepanikan investor terhadap virus corona. Menurutnya, ketakutan akan virus itu semakin menjalar setelah Negeri Paman Sam mengumumkan larangan travel.

“Market turun karena larangan travel dari Amerika Serikat yang disebabkan penyebaran virus. Hal ini tentu saja akan berdampak pada perekonomian. Penyebaran virus corona di luar China mulai masif dan membuat WHO mengumkan ini sebagai pendemi,” katanya kepada Bisnis.com pada Kamis (12/3/2020).

Selain itu, terdapat kasus meninggalnya pasien korona dalam negeri yang juga ikut menekan laju IHSG ke level 4.895. Hans mengatakan sentimen positif saat ini hanyalah pelonggaran pungutan pajak dan aksi buy back yang bakal dilakukan oleh sejumlah emiten.

Namun, lanjutnya, investor menginginkan yang lebih dari itu. Hans menilai yang tengah dibutuhkan investor adalah vaksin dari virus korona dan jumlah pasien yang selamat.

“Investor mengetahui tentang berbagai stimulus dan sedang menunggu realisasinya. Akan tetapi, virus corona menyebar lebih cepat daripada itu. Hal ini yang menyebabkan pasar terus turun,” ungkapnya.

Hans pun menilai IHSG masih akan melanjutkan tren koreksi pada Jumat (13/3/2020).

DIlansir dari Bloomberg, Presiden AS Donald Trump melakukan pembatasan perjalanan dari Eropa selama 30 hari ke depan dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Fakhri Hilmi menuturkan dengan adanya penurunan IHSG 5 persen pada pukul 15.33 WIB, maka secara otomatis perdagangan hari ini selesai lebih awal.

"Jadi sekarang itu di 4895, turun 5 persen sebenarnya halt-nya setengah jam. tadi halt di 15.33 jadi secara technically selesai hari ini, besok kembali di buka," ujarnya.

Hingga penutupan pada pukul 15.33 WIB, IHSG berada di level 4.895,74 atau melemah 5,01 persen dari posisi Rabu (11/3/2020) sebesar 5.154. IHSG hari ini dibuka pada tingkat 5.040 dan sempat mencapai titik tertinggi 5.040.

Tidak hanya di domestik, bursa global juga sedang mengalami tekanan hebat. Bursa saham Amerika Serikat berakhir anjlok pada perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), dengan indeks Dow Jones merosot hingga 10 persen.

Pasar terpuruk di tengah aksi jual terbesar sejak peristiwa Black Monday tahun 1987 silam. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 9,99 persen atau 2.352,6 poin ke level 21.200,62, setelah dibuka melemah 5,81 persen atau 1.368,51 poin ke level 22.184,71.

Tak jauh berbeda, indeks S&P 500 ditutup anjlok 9,51 persen atau 269,74 poin ke level 2.480,64 setelah dibuka melemah 4,03 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite melemah 9,43 persen atau 750,25 poin ke posisi 7.201,80.

S&P 500 anjlok 27 persen di bawah rekor yang dicapai tiga pekan lalu dan menghapus semua penguatan sejak akhir 2018. Di Eropa, indeks Stoxx Europe 600 mencatat pelemahan terburuk dalam sejarah.

Ibovespa Brasil jatuh sebanyak 20 persen, memperpanjang kerugian tahun ini hingga hampir 50 persen. Adapun indeks utama Kanada turun lebih dari 12 persen, hari terburuk sejak 1940.

Dikutip dari Bloomberg, kekhawatiran investor meningkat karena membesarnya kemungkinan bahwa virus corona (Covid-19) akan menjerumuskan ekonomi global ke dalam resesi.

Perdagangan Kamis menandai manifestasi terbesar dari bagaimana pukulan dari Covid-19 dan dan perang harga minyak menghancurkan prospek pertumbuhan global dan memicu kegelisahan di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper