Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah data makroekonomi yang positif dan ketenangan pemerintah Indonesia dalam menanggapi isu wabah virus corona dinilai berhasil menghindarkan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkontraksi lebih dalam.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji, meskipun cenderung melemah, tetapi pergerakan IHSG pada pekan ini masih terbilang cukup baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh sejumlah sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari sisi domestik, para pelaku pasar mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga fundamental makroekonomi Indonesia tetap stabil. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan intervensi moneter melalui Bank Indonesia.
Keputusan BI melakukan pelonggaran dengan masuk ke pasar domestik, pasar spot, dan pasar SBN dinilai sedikit mengangkat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
Selain itu, kenaikan inflasi Indonesia dari 2,68 persen pada Januari 2020 menjadi 2,98 persen pada Februari 2020 juga menggambarkan tingkat konsumsi domestik yang masih terjaga. Hal tersebut juga ikut menambah kenyamanan dan keyakinan pemegang modal untuk masuk ke Indonesia.
“Selain itu Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga sudah masuk ke level ekspansi yaitu 51,9 dari perolehan Januari 2020 49,3,” katanya saat dihubungi pada Jumat (6/3/2020).
Baca Juga
Sementara itu, secara global, wabah virus corona masih menjadi penekan kinerja pasar saham global dan Indonesia. Meski demikian, ia menilai komitmen para pemimpin negara pada pertemuan G20 untuk menangkal dampak wabah ini ke perekonomian dinilai memunculkan sentimen positif yang menekan kontraksi pasar saham yang lebih dalam.
Hingga penutupan perdagangan pada hari ini, IHSG terpantau melemah 2,48 persen di angka 5.498,54. IHSG juga dibuka melemah pada pagi tadi di level 5.575,56 dari penutupan Kamis (5/3/2020) kemarin yakni 5.638,13.