Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Picu Volatilitas, Bursa Asia Terbenam di Zona Merah

Rata-rata indeks saham di Asia serempak terbenam di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (6/3/2020), seiring dengan meningkatnya kekhawatiran seputar wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Rata-rata indeks saham di Asia serempak terbenam di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (6/3/2020), seiring dengan meningkatnya kekhawatiran seputar wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Dikutip dari Bloomberg, indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 2,7 persen ke level 20.749,75, indeks S&P/ASX 200 Australia terjerembab 2,8 persen menjadi 6.216,20, dan indeks Kospi Korea Selatan turun tajam 2,2 persen ke 2.040,22.

Adapun indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 2,3 persen ke posisi 26.145,32 dan indeks Shanghai Composite China merosot 1,2 persen menjadi level 3.034,51. Bursa saham di Taiwan dan kawasan Asia Tenggara juga melemah.

Pasar telah mengalami pasang surut pergerakan selama berpekan-pekan di tengah ketidakpastian seputar seberapa besar dampak negatif dari wabah virus corona terhadap ekonomi global.

Menurut Wisnu Varathan dari Mizuho Bank di Singapura, potensi kerugian akibat virus yang mematikan tersebut mencapai dua kali lipat, dengan dampak awal datang dari efek langsung terhadap perekonomian.

“Ketika kekhawatiran dalam komunitas menyebar, ada prospek dampak ekonomi yang dalam dari penurunan tajam di permintaan untuk perjalanan dan rantai pasokan,” ujar Varathan, seperti dilansir Bloomberg.

“Lainnya adalah tekanan yang berkembang mengenai harapan stimulus; baik itu pemangkasan suku bunga oleh bank sentral, pemasukan likuiditas atau pengimbangan fiskal yang lebih ditargetkan untuk melegakan kerugian,” tambahnya.

Pada Kamis (5/3/2020), Bursa AS terjungkal ke zona merah dan anjlok lebih dari 3 persen di tengah meningkatnya volatilitas akibat wabah penyakit virus corona.

Banyak analis dan investor profesional berpendapat pergolakan pada pasar saham kemungkinan akan terus berlanjut, selama jumlah infeksi baru terus meningkat.

“Pasar mengalami roller coaster akhir-akhir ini untuk investor ekuitas, dan hari ini tampaknya kita menurun. Yang kita perlukan adalah waktu dan sayangnya hal itu akan menghasilkan volatilitas,” ujar Terry Sandven, chief equity strategist di US Bank Wealth Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper