Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Anjlok Lebih dari 2 Persen, Sektor Aneka Industri Murung

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya dan anjlok lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (6/3/2020).
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./ ANTARA - Aprillio Akbar
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./ ANTARA - Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya dan anjlok lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (6/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.498,54 dengan anjlok 2,48 persen atau 139,59 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (5/3/2020), IHSG menutup pergerakannya di level 5.638,13 dengan penurunan 0,21 persen atau 12 poin, memutuskan reli kenaikan tajam dua hari berturut-turut sebelumnya.

Pelemahan indeks mulai berlanjut dengan dibuka melorot 1,11 persen atau 62,56 poin di posisi 5.575,57 pada Jumat (6/3) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 5.498,54 – 5.577,8.

Seluruh sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin aneka industri (-4,96 persen), finansial (-3,06 persen), dan infrastruktur (-2,56 persen).

Sementara itu, dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 114 saham menguat, 283 saham melemah, dan 285 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang masing-masing turun 3,65 persen dan 3,37 persen menjadi penekan utama atas pelemahan yang dialami IHSG.

Menurut Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, data tentang cadangan devisa memberikan sentimen terhadap pola pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2020 sebesar US$130,4 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan capaian tersebut tetap tinggi, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2020 sebesar US$131,7 miliar.

"Cadangan devisa Februari 2020 tercatat US$130,4 miliar. Penurunan cadangan devisa pada Februari 2020 antara lain dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah," katanya dalam keterangan resmi.

Turut membebani sentimen untuk IHSG, rata-rata indeks saham di Asia terbenam di zona merah pada perdagangan hari ini, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran seputar wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 2,7 persen ke level 20.749,75, indeks S&P/ASX 200 Australia terjerembab 2,8 persen menjadi 6.216,20, dan indeks Kospi Korea Selatan turun tajam 2,2 persen ke 2.040,22.

Adapun indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 2,3 persen ke posisi 26.145,32 dan indeks Shanghai Composite China merosot 1,2 persen menjadi level 3.034,51. Selain itu, bursa saham di Taiwan dan kawasan Asia Tenggara juga melemah.

Pasar telah mengalami pasang surut pergerakan selama berpekan-pekan di tengah ketidakpastian seputar seberapa besar dampak negatif dari wabah virus corona terhadap ekonomi global.

Pada Kamis (5/3/2020), bursa AS terjungkal ke zona merah dan anjlok lebih dari 3 persen di tengah meningkatnya volatilitas akibat wabah penyakit virus corona.

Banyak analis dan investor profesional berpendapat pergolakan pada pasar saham kemungkinan akan terus berlanjut, selama jumlah infeksi baru terus meningkat.

Menurut data worldometers, wabah virus corona telah menginfeksi lebih dari 98.000 orang dan di antaranya merenggut lebih dari 3.300 orang di seluruh dunia hingga Jumat (6/3/2020) sore WIB sejak kasus ini pertama kali mengemuka di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019.

 “Pasar mengalami roller coaster akhir-akhir ini untuk investor ekuitas, dan hari ini tampaknya kita menurun. Yang kita perlukan adalah waktu dan sayangnya hal itu akan menghasilkan volatilitas,” ujar Terry Sandven, chief equity strategist di US Bank Wealth Management.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya dan berakhir di level 14.243 dengan depresiasi 68 poin atau 0,48 persen, setelah ditutup di posisi 14.175 pada Kamis (5/3/2020).

Analis valas ANZ, Irene Cheung, mengatakan aliran dana keluar obligasi berdenominasi rupiah terus terjadi dalam sepekan terakhir dan sentimen akan tetap lemah di tengah penyebaran global Covid-19.

“Rupiah diperkirakan akan diperdagangkan di kisaran Rp14.110 - Rp14.320 dalam waktu dekat,” ungkap Irene, dikutip dari Bloomberg.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBCA

-3,65

BBRI

-3,37

BMRI

-4,61

ASII

-6,20

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

UNVR  

+0,68

STTP

+14,29

PLIN

+6,62

TURI

+9,09

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper