Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Stimulus Global Dorong Bursa Asia dan Eropa Kompak Menguat

Bursa Asia kompak menguat bersama bursa Eropa pada perdagangan sore ini, Kamis (5/3/2020), didorong rencana stimulus pemerintah global untuk menghadapi wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia kompak menguat bersama bursa Eropa pada perdagangan sore ini, Kamis (5/3/2020), didorong rencana stimulus pemerintah global untuk menghadapi wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,6 persen pada pukul 8.12 pagi waktu London (pukul 15.12 WIB). Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific naik tajam 1,2 persen dan indeks DAX Jerman menanjak 0,5 persen.

Indeks Stoxx Europe 600 dibuka di posisi lebih tinggi, dengan 17 dari 19 kelompok industri menguat, sedangkan pasar ekuitas Asia bergerak menuju penguatan hari keempat berturut-turut.

Meski demikian, indeks futures S&P 500 melorot 1 persen, setelah California menyatakan keadaan darurat karena virus corona.

Gubernur California Cavin Newsom pada Rabu (4/3/2020) waktu setempat mendeklarasikan keadaan darurat akibat virus Corona yang menjangkiti negara bagian itu. Saat ini terdapat 53 kasus Corona yang terkonfirmasi.

Padahal, indeks saham S&P 500 mampu melonjak sekitar 4 persen pada akhir perdagangan Rabu, didorong persetujuan kongres AS atas dana senilai hampir US$8 miliar untuk pencegahan wabah penyakit virus corona.

Pada Rabu (4/3/2020), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat meloloskan RUU pengeluaran darurat senilai US$7,8 miliar untuk mendanai respons pemerintah AS menghadapi wabah penyakit mematikan itu.

Sementara itu, Bank of Canada bergabung dengan gelombang aksi stimulus lanjutan bank-bank sentral global pekan ini. Kemudian, Menteri Keuangan Australia pada Kamis (5/3) menyatakan akan segera datang stimulus setelah merebak spekulasi bahwa pemerintah akan berbuat lebih banyak untuk memerangi dampak ekonomi dari wabah tersebut.

Analis Nomura Securities Co. Juichi Wako mengatakan fakta pemerintah AS memutuskan untuk menggelontorkan stimulus menjadi sentimen positif untuk pasar saham global.

Sentimen positif untuk investor juga datang dari kemenangan Joe Biden di mayoritas negara bagian dalam pemilihan pendahuluan pada Selasa (3/3/2020) atau Super Tuesday.

Hal ini mengikis kekhawatiran investor tentang kemungkinan bahwa pesaingnya dari Demokrat, Bernie Sanders, yang dipandang sebagai sosok lebih progresif, akan menantang presiden petahana Donald Trump dalam pilpres AS pada November mendatang.

 “Momentum yang ditunjukkan oleh Joe Biden dalam pemilihan Super Tuesday untuk calon presiden Demokrat mengurangi risiko penurunan untuk ekonomi AS pasca-2021,” tambah Wako, seperti dikutip Bloomberg.

Di tengah tanda-tanda meredanya gejolak untuk aset-aset berisiko, para pedagang tetap meresahkan meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia. Selain itu, banyak pemerintah yang memperpanjang karantina dan pembatasan perjalanan.

Performa S&P 500 telah melonjak lebih dari 6 persen pada pekan ini. Namun, indeks saham acuan AS tesebut masih lebih dari 7 persen di bawah rekor yang dibukukan pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper