Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 2 Maret: IHSG ‘Terinfeksi’ Corona, Rupiah Mampu Rebound

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meluncur ke level penutupan terendah dalam 3 tahun terakhir. Sebaliknya, nilai tukar rupiah berhasil memutuskan tren pelemahannya.
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meluncur ke level penutupan terendah dalam sekitar 3 tahun terakhir di tengah aksi jual pasar pascapengumuman adanya kasus virus corona di Indonesia.

Kendati demikian, nilai tukar rupiah berhasil terapresiasi terhadap dolar AS sekaligus memutuskan tren pelemahan yang dialami selama sembilan hari beruntun sejak perdagangan 18 Februari.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (2/3/2020):

Dampak Virus Corona, Jual Panik Warnai Pergerakan IHSG

Terperosoknya nilai Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ini disebabkan oleh aksi jual karena kasus wabah virus corona pertama di Indonesia.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, pengumuman pemerintah terhadap kasus wabah virus corona di Indonesia memukul mundur tren penguatan IHSG yang terjadi pada sesi perdagangan Senin (2/3/2020) pagi. Padahal, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 5.491,13 setelah dibuka menguat pada 5.455,04.

Nafan mengatakan penurunan nilai saham disebabkan karena kepanikan investor yang semakin tinggi setelah kasus virus corona pertama di Indonesia.

IHSG Jeblok, Bursa Punya 'Vaksin' Hadapi Virus Corona

Bursa Efek Indonesia (BEI)telah menyiapkan beragam jurus supaya pasar modal domestik tidak terpapar lebih akut oleh sentimen virus corona.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah, mulai dari presiden, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, hingga Otoritas Jasa Keuangan. Dia mengaku efek domino dari penyebaran virus corona telah menyebabkan kepanikan di kalangan investor sehingga turut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Jadi, kami harapkan untuk tidak panik dan selalu optimistis menghadapi virus korona. Selain itu, jangan reaktif terhadap kejadian yang ada di sini terkait penurunan harga. Kami memiliki prosedur supaya pasar tidak turun drastis,” katanya pada Senin (2/3).

Sembilan Hari Loyo, Akhirnya Rupiah Ditutup Menguat

Penguatan rupiah bersamaan dengan mayoritas mata uang Asia yang juga berhasil melawan dolar AS di tengah spekulasi pemangkasan suku bunga acuan AS oleh The Fed.

Ekonom Shinhan Bank Seoul So Jaeyong mengatakan bahwa menanggapi dengan gembira terhadap komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait dengan kesiapannya untuk bertindak memerangi ancaman ekonomi dari virus corona atau covid-19 yang dianggap pasar sebagai sinyal pemangkasan suku bunga acuan.

“Komentar The Fed berhasil menenangkan pasar yang panik akibat virus corona dan berhasil membalikkan minat investor terhadap aset berisiko,” ujar So Jaeyong seperti dikutip dari Bloomberg.

Kurs Dolar Tembus Rp14.000, Astra Agro Yakin Risiko Kurs Minim

Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) optimistis pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan mempengaruhi kinerja perseroan. Perseroan mengaku sudah mendapat fasilitas lindung nilai guna mengurangi risiko selisih kurs.

Untuk diketahui, pekan lalu kurs rupiah menembus level Rp14.400. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengalami tren pelemahan sembilan hari berturut-turut. Namun, pada perdagangan hari ini, Senin (2/3/2020), rupiah ditutup menguat 0,372 persen ke level Rp14.265 per dolar AS.

Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan perseroan memiliki dua fasilitas dalam denominasi valuta asing. Fasilitas tersebut sudah mendapat perlindungan nilai atau hedging sehingga bisa mengurangi risiko fluktuasi kurs.

2 WNI Positif Virus Corona, Gubernur BI: Investor Cari Emas dan US Treasury

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penyebaran virus corona (Covid-19) dari China ke berbagai negara, termasuk Indonesia, meningkatkan ketidakpastian ekonomi dunia.

Alhasil, hal itu membuat investor asing menarik modalnya (capital outflow) dan menggantinya dengan instrumen yang lebih aman.

"Penyebaran Covid-19 ke banyak negara mendorong investor global menarik dana di pasar keuangan berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Mereka mengalihkan ke US Treasury [surat berharga AS] dan emas," katanya saat konferensi pers di gedung BI

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak April 2020 melonjak 38,70 poin atau 2,47 persen ke level US$1.605,40 per troy ounce pukul 15.51 WIB, di tengah pelemahan dolar AS.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,39 persen atau 0,382 poin ke posisi 97,750.

Adapun di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp4.000 ke level Rp810.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut naik Rp4.000 menjadi Rp732.000 per gram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper