Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat penguatan pertama dalam tiga hari perdagangan terakhir. Meski demikian, nilai tukar rupiah terseret penurunan daya tarik aset berisiko pascaserangan udara Amerika Serikat di Irak.
Eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran menyusul kabar tewasnya seorang jenderal Iran akibat serangan udara AS membenamkan saham global sekaligus mengangkat daya tarik aset safe haven termasuk emas.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (3/1/2020):
Isu Perang Dunia Mencuat, IHSG Justru Bangkit Menguat
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,63 persen atau 39,88 poin di level 6.323,47.
Delapan dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin industri dasar (+1,31 persen) dan infrastruktur (+1,23 persen). Satu-satunya sektor yang ditutup di zona merah adalah perdagangan (-0,53 persen).
Baca Juga
Adapun dari 671 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 204 saham menguat, 186 saham melemah, dan 281 saham stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 1,64 persen dan 1,79 persen menjadi pendorong utama IHSG.
Jenderal Iran Tewas, Pasar Saham Global Seketika Terjungkal
Sentimen positif yang terus mendorong rally aset berisiko memasuki tahun baru 2020 seketika tenggelam pada perdagangan hari ini, Jumat (3/1/2020).
Eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran menyusul kabar tewasnya seorang jenderal Iran akibat serangan udara AS sontak membenamkan saham sekaligus mengangkat daya tarik aset safe haven termasuk emas, mata uang yen Jepang, dan obligasi.
Mayoritas indeks saham di Asia pun berbalik melemah, sementara obligasi naik untuk hari kedua. Tak hanya aset safe haven, harga minyak mentah naik tajam di tengah kekhawatiran atas terjadinya konflik di Irak, wilayah penghasil minyak utama di dunia.
Nilai tukar rupiah lanjut berakhir melemah 37 poin atau 0,27 persen di level Rp13.930 per dolar AS, di tengah pelemahan mayoritas mata uang emerging market di Asia pascaserangan udara Amerika Serikat yang menewaskan seorang jenderal Iran.
Sebaliknya, nilai tukar yen Jepang, yang sifatnya sebagai safe haven kerap naik di tengah kekhawatiran geopolitik, menguat terhadap dolar AS.
“Kurs mata uang Asia menghadapi tekanan yang meningkat setelah serangan udara di Irak karena telah menyebabkan daya tarik aset berisiko memburuk,” ujar Mitul Kotecha, pakar strategi senior emerging market di TD Securities, Singapura.
“Meski tidak ada implikasi langsung untuk Asia, intensifikasi ketegangan geopolitik apa pun dan akibatnya atas penghindaran aset berisiko kemungkinan akan menahan mata uang Asia,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.
Trump Perintahkan Bunuh Jenderal Iran, Harga Minyak Melonjak
Harga minyak mentah melonjak menyusul serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak yang menewaskan seorang jenderal Iran.
Serangan udara ini serta merta mengintensifkan kekhawatiran atas terjadinya konflik di Irak, wilayah penghasil minyak utama di dunia.
Baik bursa minyak berjangka di London maupun New York bahkan sempat melonjak ke level yang belum lagi disentuh sejak serangan terhadap infrastruktur Arab Saudi pada September 2019 yang melumpuhkan sekitar 5 persen pasokan minyak global.
Harga emas Comex untuk kontrak Februari 2020 naik tajam 18,60 poin atau 1,22 persen ke level US$1.546,70 per troy ounce pukul 15.51 WIB.
Serangan udara Amerika Serikat di Irak yang menewaskan seorang jenderal Iran seketika menyulut keresahan geopolitik sekaligus mendorong lonjakan harga emas pada perdagangan hari ini.
“Kemungkinan adanya reaksi lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan. Ini dapat menjaga dukungan untuk emas dalam waktu dekat,” ujar Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia Pte, Singapura, dikutip dari Bloomberg.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp4.000 menjadi level Rp766.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas naik Rp5.000 menjadi Rp683.000 per gram dari Kamis (2/1/2020).