Bisnis.com, JAKARTA – Serangan udara Amerika Serikat di Irak yang menewaskan seorang jenderal Iran seketika menyulut keresahan geopolitik sekaligus mendorong lonjakan harga emas pada perdagangan hari ini, Jumat (3/1/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Februari 2020 naik tajam 1,20 persen atau 18,30 poin ke level US$1.546,40 per troy ounce pada pukul 15.24 WIB, menuju reli hari kedelapan beruntun sejak perdagangan 23 Desember 2019.
Harga logam mulia lainnya seperti perak ikut menguat, bersama dengan platinum dan palladium. Selain emas, aset safe haven lain yakni yen Jepang, yang kerap diburu di tengah menjalarnya kekhawatiran geopolitik, terangkat.
Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan elit Quds Iran, dilaporkan tewas dalam serangan pasukan Amerika Serikat di Irak pada Jumat (3/1/2020) waktu setempat. Pentagon mengonfirmasi bahwa Soleimani dibunuh atas arahan Presiden Donald Trump.
Dalam sebuah pernyataan setelah kematian Soleimani, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan akan tibanya balas dendam untuk "penjahat" yang telah membunuhnya.
Khamenei menegaskan bahwa kematian Soleimani, meskipun pahit, akan menggandakan motivasi perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Israel.
“Kemungkinan adanya reaksi lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan. Ini dapat menjaga dukungan untuk emas dalam waktu dekat,” ujar Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia Pte, Singapura, dikutip dari Bloomberg.
Emas terus memperpanjang relinya yang telah dibangun sejak 2019 yang didorong pelemahan dolar AS dan kekhawatiran geopolitik. Sepanjang 2019, harga emas di pasar spot naik sekitar 18 persen, kenaikan tahunan terbesar sejak 2010.
Menurut RBC Capital Markets, kenaikan tahun lalu menandakan perubahan positif dalam sikap investor terhadap emas. Harga emas diperkirakan akan mencatat kenaikan lebih lanjut tahun ini dan berikutnya.