Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, Target IPO BEI Minimal 57 Perusahaan

Bursa Efek Indonesia (BEI) menginginkan jumlah perusahaan yang go public pada 2020 setidaknya sama dengan realisasi 2 tahun lalu, yakni 57 perusahaan.
Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020)./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A
Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020)./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia tidak memasang target muluk terkait jumlah perusahaan yang melantai pada 2020.

Sepanjang 2019, realisasi perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) adalah sebanyak 55 emiten, dengan nilai emisi sekitar Rp15,32 triliun.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan pihaknya menargetkan jumlah perusahaan yang IPO pada 2020 setidaknya sama dengan realisasi pada 2018 atau 2 tahun lalu.

“Kami ingin seperti 2 tahun yang lalu, minimal 57 perusahaan yang kami harapkan bisa jadi saham baru melalui IPO pada 2020,” ujarnya seusai Pembukaan Perdagangan 2020 di Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Untuk jumlah investor, BEI berharap ada penambahan minimal 20-25 persen pada Tahun Tikus Logam ini.

Sepanjang 2019, total investor, baik di saham, reksa dana, maupun surat utang, tumbuh 53 persen secara tahunan. Untuk investor saham secara khusus, kenaikannya 29,5 persen secara tahunan.

Hasan menyebutkan pihaknya bakal berupaya keras mencapai target tersebut, apalagi BEI telah melewati 2019 yang menjadi tahun penuh tantangan. Tahun ini, juga dinilai tak mudah karena masih terdapat beberapa hal yang menjadi tantangan.

Namun, dengan kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah dan regulator diyakini mendukung percepatan pertumbuhan pasar modal. Dari sisi moneter, sepanjang 2019, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali.

Sementara itu, dari sisi fiskal, pemerintah sedang menggodok omnibus law yang menyediakan kemudahan berusaha bagi para pengusaha di pasar modal, termasuk insentif pajak bagi emiten-emiten yang telah mencatatkan sahamnya, yang mulai berlaku tahun ini.

“Selain menambah motivasi perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya, kebijakan tersebut juga akan menarik calon-calon emiten,” jelas Hasan.

Dia juga melihat harapan dari tensi perang dagang Amerika Serikat-China yang mulai mereda serta proyeksi pertumbuhan global yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu sebagai modal untuk kondisi pasar modal yang lebih baik pada 2020.

Pada 2019, BEI menargetkan 76 pencatatan yang terdiri dari efek baru, obligasi, Efek Beragun Aset (EBA), dana investasi infrastruktur (DINFRA), dana investasi real estate (DIRE), dan reksa dana Exchange-Traded Fund (ETF). Untuk tahun ini, secara keseluruhan, BEI membidik 78 pencatatan efek.

Pada akhir Desember 2019, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya menyebutkan saat ini, bursa sudah memiliki 30 calon emiten di dalam pipeline IPO. Setidaknya, antrian ini menjadi bekal bursa membuka awal yang baik pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper