Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri tahun 2019 ini dengan kinerja positif, meskipun gagal menembus level 6.300.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mencetak pergerakan positif dengan penguatan 1,7 persen ke level 6.299,54 pada akhir perdagangan Senin (30/12/2019) dari penutupan akhir 2018 di level 6.194,49.
Penutupan perdagangan BEI pada 2019 tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo, dan Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia Sunandar.
Sri Mulyani hadir untuk mewakili Presiden Joko Widodo yang melakukan kunjungan kerja ke Semarang. Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengharapkan pasar modal bisa menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Jangan sampai perusahaan besar Indonesia tidak menjadi perusahaan publik. Agar pasar keuangan dan pasar modal mengalami pendalaman agar tidak rentan gejolak global. Kami berharap pada 2020, pasar modal akan tumbuh lebih baik," ungkapnya di Mainhall BEI, Senin (30/12/2019).
Pencapaian indeks tahun ini pun cenderung lebih baik dari tahun 2018. Tahun sebelumnya, IHSG mencatat return negatif -2,53 persen meskipun sempat mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa saat itu.
Dalam perjalanannya di tahun 2019, indeks terus bergerak fluktuatif. Indeks sempat menyentuh level 6.547,88, level tertingginya di tahun 2019 pada 6 Februari 2019. Namun, menjelang pertengahan tahun indeks kembali tertekan, bahkan menyentuh level 5.828,86 pada bulan Mei.
IHSG pun berhasil mengantarkan 55 perusahaan melakukan perdagangan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sepanjang tahun ini. Realisasi jumlah emiten baru itu disebut sebagai aktivitas initial public offering (IPO) tertinggi di antara bursa-bursa di kawasan Asia Tenggara dan peringkat ke-71 di dunia.
Bisnis Indonesia merangkum perjalanan IHSG sepanjang tahun 2019 ini:
Januari
IHSG mencatatkan penguatan sebesar 5,46 persen. Level terendah terjadi pada dengan rentang pergerakan 6.164,83 hingga 6.544,48. Pada bulan ini, terdapat lima emiten yang melantai di bursa, yaitu PT Sentral Food Indonesia Tbk (FOOD) pada 8 Januari, PT Pollux Investasi Internasinoal Tbk (POLI) dan PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) pada 10 Januari, serta PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) dan PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) pada 18 Januari.
Februari
IHSG mencatat rekor tertingginya di tahun 2019 pada 6 Februari di posisi 6.547,88. Sepanjang bulan ini, indeks bergerak fluktuatif pada kisaran 6.374,90 hingga 6.581,73 dan berakhir melemah 1,37 persen. IHSG mulai mendapat tekanan baik dari dalam maupun eksternal, di antaranya memanasnya perang dagang antara AS dan China. Pada bulan ini, terdapat satu emiten yang melantai di bursa, yaitu PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA).
Maret
Hingga akhir Maret, IHSG tercatat menguat 0,39 persen di posisi 6.468,75. Indeks mencapai level terendai di posisi 6.337,87 bulan ini, sedangkan level tertinggi dicapai pada level 6.537,23. Pada bulan ini, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) melantai perdana di bursa saham.
April
Pergerakan indeks pada bulan ini dipengaruhi oleh Pemilihan Umum 2019 pada tanggal 17 April. Indeks sempat menembus level 6.636,33 sebelum melemah kembali hingga menyentuh level 6.321,66. Sepanjang bulan ini, IHSG melemah 0,2 persen ke level 6.455,35. Tiga emiten melantai perdana di bursa pada bulan ini, di antaranya PT Meta Epsi Tbk (MTPS), PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI), dan PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME).
Mei
Dua emiten mencatat IPO pada bulan ini, yaitu PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) dan PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST). Pada bulan Mei, IHSG melemah 3,8 persen ke level 6.209,12, bahkan sempat menyentuh level intraday terendah di posisi 5.767,40.
Juni
Perdagangan di bulan ini cukup singkat dengan hanya 15 hari perdagangan aktif karena pemerintah memutuskan libur lebaran dan cuti bersama hingga 5 hari. Sepanjang Juni, IHSG tercatat menguat 2,41 persen ke level 6.358,62 dan telah bergerak pada kisaran 6.190,53 hingga 6.377,35. Lima emiten melantai perdana di bursa pada bulan ini, di antaranya PT Golden Flower Tbk (POLU), PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN), PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI), PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), dan PT Hotel Fitral International Tbk (FITT).
Juli
Pada bulan ini, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke level 5,75 persen. Keputusan bank sentral tersebut direspon positif oleh bursa, dengan mencatatkan penguatan 0,5 persen ke level 6.390,50 sepanjang bulan Juli.
Bulan ini juga diramaikan oleh 14 pencatatan saham perdana di bursa. Berikut rinciannya:
Emiten | Kode | Tanggal Pencatatan |
PT Hensel Davest Indonesia Tbk | HDIT | 12 Jul 2019 |
PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk | SMKL | 11 Jul 2019 |
PT Inocycle Technology Group Tbk. | INOV | 10 Jul 2019 |
PT Arkha Jayanti Persada Tbk. | ARKA | 10 Jul 2019 |
PT Eastparc Hotel Tbk | EAST | 09 Jul 2019 |
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. | LIFE | 09 Jul 2019 |
PT Fuji Finance Indonesia Tbk. | FUJI | 09 Jul 2019 |
PT DMS Propertindo Tbk. | KOTA | 09 Jul 2019 |
PT MNC Vision Networks Tbk. | IPTV | 08 Jul 2019 |
PT Berkah Prima Perkasa Tbk | BLUE | 08 Jul 2019 |
PT Envy Technologies Indonesia Tbk | ENVY | 08 Jul 2019 |
PT Bima Sakti Pertiwi Tbk | PAMG | 05 Jul 2019 |
PT Darmi Bersaudara Tbk. | KAYU | 04 Jul 2019 |
PT Indonesian Tobacco Tbk. | ITIC | 04 Jul 2019 |
PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. | KJEN | 01 Jul 2019 |
Agustus
Bank Sentral kembali memangkas suku bunga acuan BI 7-DRR 25 basis poin menjadi 5,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur 21-22 Agustus. Namun, IHSG melemah 0,97 persen atau 6.328,47 pada bulan ini.
September
Pada bulan ini, IHSG melemah 2,5 persen ke level 6.169,10 menyentuh level tertinggi pada 6.414,48-6.086. Sementara itu, terdapat enam emiten yang mencatatkan saham perdana di lantai bursa bulan ini, di antaranya PT Nusa Almazia Tbk (NZIA), PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS), PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS), PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI), dan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN).
Oktober
Untuk ketiga kalinya tahun ini, Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan BI 7-DRR 25 basis poin menjadi 5 persen. IHSG juga mencatkan reli penguatan terpanjangnya sejak tahun 1995 pada perdagangan 24 Oktober. Sepanjang bulan ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.988,87 hingga 6.348,32 dan berakhir menguat 0,9 persen ke posisi 6.228,32. Sementara itu, empat emiten melantai perdana bulan ini, di antaranya PT Digital Mediatama Maxima tbk (DMMX), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE), dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS).
November
Enam emiten mencatat IPO pada bulan ini, yaitu PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS), PT Singaraja Putra Tbk (SINI), PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT Palmaa Serasih Tbk (PSGO), dan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU). IHSG tercatat melemah 3,4 persen ke level 6.011,83, dengan level tertinggi pada 6.348,32 sedangkan level terendah di posisi 5.988,87.
Desember
Pada Desember, IHSG mencatatkan lonjakan bulanan terbesar hingga 4,79 ke level 6.299,54, dengan posisi tertinggi dicapai pada 6.337,34 sedangkan posisi terendah di level 6.023,01. Sebanyak tujuh emiten mencatatkan perdagangan saham perdana pada bulan ini, berikut rinciannya:
Emiten | Kode | Tanggal Pencatatan |
PT Galva Technologies Tbk | GLVA | 23 Des 2019 |
PT Uni-Charm Indonesia Tbk. | UCID | 20 Des 2019 |
PT Putra Mandiri Jembar Tbk | PMJS | 18 Des 2019 |
PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk | IFII | 10 Des 2019 |
PT Repower Asia Indonesia Tbk. | REAL | 06 Des 2019 |
PT Ifishdeco Tbk. | IFSH | 05 Des 2019 |
PT Asia Sejahtera Mina Tbk | AGAR | 02 Des 2019 |