Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah dunia melanjutkan pelemahan walaupun AS dan China telah sepakat untuk menurunkan tarif impor sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase pertama yang siap ditandatangani kedua belah pihak.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (8/11/2019) hingga pukul 23.07 WIB harga minyak mentah jenis WTI di bursa Nymex bergerak melemah 1,1 persen menjadi US$56,62 per barel.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent di bursa ICE bergerak melemah 0,95 persen menjadi US$61,7 per barel.
Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan bahwa harga minyak tetap bergerak turun di tengah harapan bahwa kesepakatan mengakhiri perang dagang antara AS-China akan terlaksana dalam waktu dekat. Pelemahan harga minyak dipicu kenaikan pada cadangan minyak AS.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa cadangan minyak mentah AS naik tajam pada pekan lalu karena kilang-kilang mengurangi produksi dan ekspor yang turun.
EIA juga melaporkan bahwa cadangan di Cushing, Oklahoma, yang merupakan titik pengantaran untuk minyak WTI juga naik 1,7 juta barel.
"Harga minyak menguji level support selanjutnya di US$56,70 per barel dan penurunan lebih dalam dari level support tersebut berpeluang menekan harga minyak menguji level support selanjutnya di US$56,40 per barel dan US$56,2 per barel," ujar Yudi seperti dikutip dari risetnya, Jumat (8/11/2019).
Sementara itu, jika bergerak naik, harga minyak berpotensi menguji level resisten di US$57,20 per barel dan selama harga tidak mampu menembus level tersebut berpotensi menopang kenaikan harga minyak menguji level resisten di US$57,50 per barel dan US$57,8 per barel.