Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 5 November: IHSG dan Rupiah Kompak Menguat

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (5/11/2019):
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah kompak menguat usai rilis data PDB kuartal III hari ini.

Sementara itu, pergerakan bursa saham di Asia ditopang oleh ekspektasi kesepakatan perdagangan AS-China, yang sekaligus juga menekan pergerakan harga emas.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (5/11/2019):

 

IHSG Ditutup Menguat 1 Persen Lebih, usai Data PDB Kuartal III Dirilis

IHSG ditutup menguat 1,36 persen atau 83,81 poin ke level 6.264,15 pada akhir perdagangan hari ini, setelah dibuka naik 0,39 persen atau 24,09 poin di posisi 6.204,44.

Pada perdagangan Senin (4/11), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.180,34 dengan pelemahan 0,43 persen atau 26,85 poin, koreksi hari perdagangan ketiga berturut-turut.

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.195,30-6.264,15.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor pertanian yang menguat 1,98 persen dan disusul sektor aneka industri yang naik 1,96 persen.

Sebanyak 236 saham menguat, 194 saham melemah, dan 229 saham stagnan dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 sebesar 5,02 persen secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan masih tumbuh 3,06 persen. Adapun secara kumulatif masih tumbuh 5,04 persen.

“Ini masih tidak terlalu curam dibandingkan negara maju dan negara berkembang lain di tengah perang dagang,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Selasa (5/11/2019).

 

Data Pertumbuhan Ekonomi Dorong Rupiah Menguat ke Level Rp13.969

Rupiah berhasil menguat fantastis pada perdagangan Selasa (5/11/2019) ditopang oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2019 yang berhasil dirilis positif.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berhasil ditutup di level Rp13.969 per dolar AS, menguat 0,322% atau 45 poin. Sepanjang tahun berjalan 2019, rupiah masih bergerak di zona hijau dengan menguat 3,014%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri kuartal III/2019 dirilis tumbuh 5,02% secara year-on-year sesuai dengan ekspektasi para analis.

Sementara itu, secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 3,06% sehingga secara kumulatif ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,04%.

“Pelaku pasar mengapresiasi fakta bahwa perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5%. Pasalnya, sebelum angka pertumbuhan ekonomi dirilis, ada kekhawatiran yang besar bahwa perekonomian Indonesia tak akan mampu tumbuh mencapai 5%,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (5/11/2019).

Tensi Perang Dagang Surut, Yuan China Tembus Level 7 per Dolar AS

Nilai tukar yuan China menguat menembus level 7 dolar AS, untuk pertama kalinya sejak Agustus 2019, didorong tanda-tanda meredanya tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar yuan offshore China terpantau menguat 0,49 persen ke level 6,9985 per dolar AS pada perdagangan Selasa (5/11/2019) pukul 15.28 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, yuan offshore bergerak di level 6,9961 – 7,0334.

Pada saat yang sama, nilai tukar yuan onshore China menguat 0,43 persen ke level 7,0001.

Penguatan nilai tukar yuan China di antaranya didorong oleh tanda-tanda bahwa pemerintah AS dan China berusaha untuk mengurangi eskalasi konflik perdagangan berkepanjangan antara kedua negara.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini

Harga emas Comex kontrak Desember 2019 melemah 4,3 poin atau 0,28 persen ke level US$1.506,80 per troy ounce.

Sebelumnya, harga emas Comex kontrak Desember 2019 dibuka dengan kenaikan tipis 0,50 poin atau 0,03 persen di level US$1.511,60 per troy ounce.

Kilau emas memudar seiring dengan sinyal kemajuan pada kesepakatan perdagangan AS dan China sehingga meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko dan menjauhi aset investasi aman, termasuk emas.

Analis Commerzbank Carsten Fritsch mengatakan bahwa optimisme pasar terhadap lahirnya kesepakatan perdagangan parsial antara AS dan China yang sudah dinanti sejak tahun lalu berhasil meningkatkan selera risiko.

“Melonjaknya pasar saham ke rekor tertinggi serta kenaikan imbal hasil obligasi mengikuti ekspektasi pemangkasan suku bunga, ini jelas bukan momentum emas dapat kembali berkilau,” ujar Carsten seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (5/11/2019).

Bursa Asia Melangkah Naik ke Level Tertinggi Enam Bulan

Bursa saham Asia melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir pada perdagangan Selasa (5/11/2019), melampaui level tertinggi yang dicapai pada Juli, karena harapan bahwa AS dapat membatalkan tarif yang telah dikenakan pada impor dari China menopang optimisme pada prospek ekonomi global.

Indeks MSCI Asia-Pacific di luar Jepang naik mengaut 0,5 persen dan mencapai level tertinggi sejak awal Mei, dipimpin oleh kenaikan saham China.

Indeks Shanghai Composite menguat 0,54 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup menguat 0,62 persen, didorong oleh langkah People's Bank of China yang memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah. Di Hong Kong, indeks Hang Seng terpantau menguat 0,22 persen pada pukul 14.25 WIB.

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup menguat 1,66 persen dan 1,76 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup menguat 0,58 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper