Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat 1 Persen Lebih, usai Data PDB Kuartal III Dirilis

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 1,36 persen atau 83,81 poin ke level 6.264,15 pada akhir perdagangan hari ini, setelah dibuka naik 0,39 persen atau 24,09 poin di posisi 6.204,44.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (5/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 1,36 persen atau 83,81 poin ke level 6.264,15 pada akhir perdagangan hari ini, setelah dibuka naik 0,39 persen atau 24,09 poin di posisi 6.204,44.

Pada perdagangan Senin (4/11), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.180,34 dengan pelemahan 0,43 persen atau 26,85 poin, koreksi hari perdagangan ketiga berturut-turut.

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.195,30-6.264,15.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor pertanian yang menguat 1,98 persen dan disusul sektor aneka industri yang naik 1,96 persen.

Sebanyak 236 saham menguat, 194 saham melemah, dan 229 saham stagnan dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing menguat 3,37 persen dan 4,73 persen menjadi penopang utama IHSG pada akhir perdagangan.

Direktur Ciptadana Sekuritas Asia, John Teja, mengatakan penguatan IHSG didorong oleh data PDB yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal III, sehingga memacu optimisme investor.

“Ekonomi diperkirakan akan terus berkinerja lebih baik di masa depan, didukung oleh pembentukan kabinet baru Presiden Joko Widodo dan turunnya tingkat kebijakan Bank Indonesia,” ungkap Teja, seperti dikutip Bloomberg.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 sebesar 5,02 persen secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan masih tumbuh 3,06 persen. Adapun secara kumulatif masih tumbuh 5,04 persen.

“Ini masih tidak terlalu curam dibandingkan negara maju dan negara berkembang lain di tengah perang dagang,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Selasa (5/11/2019).

Suhariyanto menjelaskan, kondisi perekonomian global masih sangat diliputi dengan ketidakpastian di mana perang dagang masih berlangsung, tensi geopolitik di beberapa kawasan, dan harga komoditas yang fluktuatif yang menuju penurunan.

Harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal III/2019 turun dibandingkan dengan periode yang sama 2018.

"Hal ini berpengaruh ke penurunan ekonomi di negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia," katanya.

Seiring dengan penguatan IHSG, indeks saham lain di Asia rata-rata juga bergerak positif di antaranya indeks Shanghai Composite yang menguat 0,54 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup menguat 0,62 persen, didorong oleh langkah People's Bank of China yang memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah. Di Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup menguat 0,49 persen.

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup menguat 1,66 persen dan 1,76 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup menguat 0,58 persen.

Bursa Asia menguat di tengah meningkatnya optimisme atas tercapainya kesepakatan dagang Amerika Serikat-China sehingga mendorong minat investor global untuk aset-aset berisiko.

Dalam beberapa hari terakhir, baik pihak AS maupun China telah memberikan tanda-tanda kemajuan yang menggembirakan terkait pembicaraan perdagangan kedua belah pihak.

Masing-masing negara telah saling melemparkan tarif impor terhadap barang-barang satu sama lain dalam perang dagang yang telah berlangsung selama 16 bulan dan meningkatkan momok resesi global.

Oleh karenanya, setiap progres dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan berpotensi mendorong kenaikan dolar AS dan aset-aset berisiko, sekaligus mengurangi kekhawatiran tentang prospek ekonomi dan kebutuhan untuk pelonggaran moneter yang agresif.

Pada Selasa (5/11), Presiden China Xi Jinping mengatakan komunitas global perlu untuk meruntuhkan hambatan-hambatan perdagangan.

“Ketidakpastian ekonomi sedang surut. Itu berarti siapapun yang telah menunda kegiatannya, baik di ekonomi riil dan pasar keuangan, menjadi aktif,” ujar Masaru Ishibashi, general manager perdagangan di Sumitomo Mitsui Bank, dikutip dari Reuters.

Saham-saham pendorong IHSG:
KodePergerakan (persen)

BBRI

+3,37

BMRI

+4,73

BBCA

+1,35

ASII

+2,99

Saham-saham penekan IHSG:
KodePergerakan (persen)

MPRO

-16,37

ICBP

-1,37

BRAM

-20,00

SMGR

-1,77

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper