Bisnis.com, JAKARTA—Target pencatatan efek baru dari Bursa Efek Indonesia untuk 2020 sebanyak 76 pencatatan, tak berbeda dengan target tahun ini sebanyak 75 pencatatan, disebut relatif masih tinggi.
I Gede Nyoman Yetna Setya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengungkapkan bahwa target 76 pencatatan yang terdiri dari efek baru, obligasi, Efek Beragun Aset (EBA), dana investasi infrastruktur (DINFRA), dana investasi real estate (DIRE), dan reksa dana ETF (exchange-traded fund) tersebut telah disesuaikan dengan tingkat ketercapaian, akuntabilitas, sambil. mengedepankan optimisme.
“Kami perhatikan juga faktor lingkungan, bagaimana lingkungan secara makro dan selera dari perusahaan yang ada di seluruh Indonesia [untuk IPO]. Kami sudah berkunjung ke setiap provinsi,” kata Nyoman di Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Adapun, target pencatatan efek di BEI melonjak sejak tahun ini sebanyak 75 pencatatan dari sebelumnya 57 pencatatan. Dengan demikian, Nyoman menegaskan bahwa rencana yang dibuat oleh bursa untuk tahun depan relatif sudah tinggi.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai target yang dipasang BEI tersebut tak akan mudah untuk direalisasikan.
“Tidak gampang dan kebanyakan emisi tahun ini juga kecil,” kata Sruia kepada Bisnis.
Baca Juga
Adapun, pada sepanjang tahun berjalan telah ada pencatatan saham baru sebanyak 42 emiten. Dalam pipeline BEI, masih ada 35 calon emiten lagi yang siap mencatatkan sahamnya lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).