Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, di tengah rally bursa Asia.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah tak mampu memperpanjang apresiasinya dan berakhir melemah tipis terhadap dolar AS, seiring dengan menguatnya indeks dolar AS.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (14/10/2019):
Bursa Asia Rally, IHSG Ditutup Menguat Hari Kedua
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup di level 6.126,88 dengan penguatan 0,35 persen atau 21,08 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (11/10), IHSG berakhir di level 6.105,80 dengan menanjak 1,36 persen atau 82,16 poin.
Dari 657 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 193 saham menguat, 207 saham melemah, dan 257 saham stagnan.
Indeks saham lainnya di Asia ikut berakhir di zona hijau, di antaranya indeks Kospi Korea Selatan (+1,11 persen) dan indeks Hang Hong Kong (+0,81 persen).
Menurut tim analis Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan IHSG pada perdagangan hari ini didukung oleh reaksi positif pasar saham global terhadap ekspektasi meredanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Pasar Saham Asia Menguat Dibalik Kemajuan Perundingan Dagang AS-China
Sejumlah tanda kemajuan dari perundingan dagang antara AS dan China pada akhir pekan menguatkan pasar saham Asia, tetapi beberapa investor tetap resah dengan kerusakan eksisting pada ekonomi global.
Di sisi lain, data dari China menggarisbawahi pelemahan ekspor impor dalam dolar AS yang terus menyusut, lebih dalam dari perkiraan, pada September.
Likuiditas juga berkurang bersamaan dengan hari libur di Jepang dan libur pasar parsial di Amerika Serikat bertepatan dengan Columbus Day.
Rupiah Melemah Tipis Saat Negosiasi Dagang AS-China Positif
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp14.139 per dolar AS, melemah tipis 0,01% atau 2 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat 0,1% menjadi 98,396.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dengan damainya perang dagang AS dan China dapat membuat The Fed menahan pemangkasan suku bunga acuannya pada pertemuan akhir bulan ini sehingga terus membuat dolar AS bergerak lebih tinggi.
“The Fed yang tadinya diperkirakan menurunkan suku bunga acuan 25 bps akan kembali berubah pikiran dan tetap menahan suku bunga,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya
Rusia dan Saudi Berkomitmen Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak
Rusia dan Arab Saudi memastikan kesepakatan pemangkasan produksi global terus berjalan, menyusul harga minyak mentah global yang terus melemah.
Seperti dikutip dari Reuters, Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada Senin (14/10) mengatakan, tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung untuk mengubah kesepakatan produksi global. Sejauh ini, OPEC dan negara-negara penghasil minyak non-OPEC telah membatasi produksi untuk mendukung harga.
Di tempat yang sama, Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan, OPEC+ menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi terhadap kesepakatan saat ini. Dia pun menyerukan untuk berkonsentrasi pada stabilitas pasar minyak daripada harga.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau menguat 9,80 poin atau 0,066 persen ke level US$1.498,50 per troy ounce pukul 18.59 WIB.
Harga emas berupaya bangkit dari tekanan yang dialami dua hari beruntun sebelumnya akibat pulihnya optimisme pasar atas hubungan dagang Amerika Serikat-China. Pada perdagangan Jumat (11/10), harga emas Comex ditutup melemah 0,81 persen atau 12,20 poin di posisi 1.488,70.
Namun di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta terpantau turun Rp2.000 ke Rp754.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun Rp2.000 menjadi Rp675.000 per gram.