Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (14/10/2019) di tengah meredanya ketegangan hubungan dagang AS dan China setelah kedua negara mencapai kesepakatan parsial.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp14.139 per dolar AS, melemah tipis 0,01% atau 2 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat 0,1% menjadi 98,396.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dengan damainya perang dagang AS dan China dapat membuat The Fed menahan pemangkasan suku bunga acuannya pada pertemuan akhir bulan ini sehingga terus membuat dolar AS bergerak lebih tinggi.
“The Fed yang tadinya diperkirakan menurunkan suku bunga acuan 25 bps akan kembali berubah pikiran dan tetap menahan suku bunga,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (14/10/2019).
Selain itu, Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalanpada kuartal III/2019 berada di kisaran 2,5% hingga 3% terhadap produk domestik bruto. Ibrahim menilai angka tersebut masih tetap berada dalam batas aman dan sesuai dengan prediksi dari Bank Indonesia.
Ibrahim mengatakan bahwa dengan terjaganya transaksi berjalan di kisaran tersebut, tidak terlepas dari rapot positif neraca perdagangan pada Agustus 2019 yang mencetak surplus sebesar US$85,1 juta, sehingga menjadi penopang penguatan rupiah sehingga tidak tergerus ketika dolar AS menguat signifikan.
Baca Juga
Kendati demikian, Ibrahim memprediksi rupiah masih akan bergerak melemah di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.157 per dolar pada perdagangan Selasa (15/10/2019).