Bisnis.com, JAKARTA - PT Envy Technologies Indonesia Tbk. mengklaim telah mengantongi pendapatan sebesar Rp68,50 miliar dan laba sekitar Rp3,63 miliar pada semester I/2019.
Direktur Utama Envy Technologies Indonesia Mohamad Sopiyan mengatakan sampai dengan semester I/2019 perseroan sudah mencatatkan 2/3 dari total target pendapatan sebesar Rp102,76 miliar. Dengan begitu, emiten berkode saham ENVY sudah mengantongi pemasukan sejumlah Rp68,50 miliar.
"[Target pendapatan] pasti dapat kami penuhi targetnya. Untuk sementara belum akan ada revisi target, kami akan fokus pada target awal," katanya kepada Bisnis.com pada Senin (8/7).
Mohamad menambahkan bahwa dari sisi bottom line perseroan juga sudah mencatatkan laba 50% dari total target tahunan sebesar Rp7,27 miliar. Artinya, ENVY sudah meraih laba sekitar Rp3,63 miliar.
Pada tahun ini ENVY membidik penguatan posisi sebagai penyelenggara layanan jasa keamanan informasi digital, pengembangan eksponensial layanan big data, dan layanan digital sektor keuangan, serta penguatan posisi sebagai mitra para perusahaan.
“Hingga akhir tahun ini, manajemen optimistis pendapatan bisa mencapai Rp102,76 miliar dan tahun depan targetnya dipatok sebesar Rp105,40 miliar. Laba bersih juga diproyeksikan mencapai Rp7,27 miliar pada tahun ini, sedangkan tahun depan sebesar Rp23,79 miliar," katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, ENVY membidik aset pada tahun ini dapat menyentuh Rp391,46 miliar dan pada 2022 diharapkan bisa menembus Rp545,88 miliar.
Menurutnya, target tersebut dapat tercapai selama perseroan fokus pada pengerjaan projek yang selesai pada tepat waktu sehingga penagihan dan pembayaran bisa dilakukan dengan tepat waktu juga.
Sampai dengan semester I/2019, ENVY telah menjalin kontrak dengan perusahaan telekomunikasi untuk pengerjaan sistem integrasi informatika dan keamanan informasi digital untuk sektor finansial digital.
"Ada beberapa kontrak baru dari pihak swsta di Indonesia dan Malaysia. Selain proyek operator telekomunikasi dan finasial kami juga bergerak ke bidang lain seperti olahraga, perikanan dan pemerintah seperti kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan. Tapi kami tidak bisa membuka nilainya secara detilnya ke publik," katanya.
Lebih jauh, Mohamad menargetkan ENVY akan berusaha terlibat di semua proyek yang berkaitan dengan digital ekonomi. Pasalnya, perseroan menargetkan dapat menjadi market leader untuk skala wilayah Asia Tenggara dalam jangka waktu 3 sampai 5 tahun ke depan.
Dia melihat Indonesia sedang bergerak menjadi basis dan pemimpin pasar digital ekonomi dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu dibuktikan dengan tumbuhnya start up sebanyak 2.000 buah sepanjang 2018.
"Tahun kemarin digital ekonomi tumbuh tertinggi dengan 2.000 startup pertumbuhannya 95%. Indonesia akan berkembang menjadi hub di Asia dan Asean jadi kami rasa pas untuk [membangun bisnis] di sini," katanya.