Bisnis.com, JAKARTA—Emiten distributor alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. akan memacu penjualan pada kuartal II/2019 sejalan dengan optimisme menggeliatnya harga komoditas akibat adanya kenaikan permintaan.
Djonggi Gultom, Direktur Hexindo Adiperkasa, menuturkan terjadi penurunan volume penjualan pada Januari 2019 hingga Juni 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kondisi itu menurutnya disebabkan oleh periode Lebaran dan Pemilihan Umum tahun ini.
Selain itu, lanjutnya, terjadi penurunan harga komoditas yang juga berimbas terhadap penjualan.
“Penurunan penjualan ternyata sedikit lebih besar dari perkiraan. Periode April Mei 2019—Juni 2019 masih turun ternyata Juni 2019—Juli 2019 juga terutama karena harga komoditas," ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Djonggi menjelaskan bahwa realisasi penjualan pada kuartal I tahun fiskal 2019, yang berlangsung pada April 2019—Juni 2019, sebesar 70% dari target periode itu. Secara total, perseroan membidik penjualan 2.500 unit pada tahun fiskal 2019.
Dia meyakini penjualan akan naik pada kuartal II/2019. Hal itu sejalan dengan naiknya permintaan komoditas dari luar negeri.
Baca Juga
“Kami masih optimistis mencapai target atau tumbuh 15% dari realisasi periode tahun fiskal 2018,” jelasnya.
Namun, pihaknya juga menggarisbawahi faktor pertumbuhan ekonomi global. Artinya, tidak terjadi gejolak signifikan sehinga menghambat pertumbuhan.
Djonggi mengungkapkan saat ini pasokan alat berat terbilang normal. Artinya, tidak terjadi kelebihan permintaan seperti tahun lalu.
“Kalau pelanggan place order bisa langsung dapat,” ujarnya.
Sementara itu, dia memaparkan saat ini kontribusi terbesar penjualan perseroan masih ke sektor pertambangan batu bara. Akan tetapi, terjadi pertumbuhan yang cukup pesat untuk komoditas tambang lainnya, seperti nikel dan bauksit.
Selain sektor pertambangan, imbuhnya, penjualan emiten berkode saham HEXA itu juga mengalir ke sektor kehutanan. Pada tahun fiskal 2018, realisasi penjualan perseroan mampu 10% di atas target yang dibidik.