Bisnis.com, JAKARTA — MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Selasa (19/2/2019) harga Surat Utang Negara atau SUN cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).
I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara dengan target penerbitan senilai Rp8 triliun dari lima seri SBSN yang ditawarkan kepada investor.
"Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder," katanya dalam riset harian, Selasa (19/2/2019).
Made mengatakan, dari keadaan tersebut, harga SUN masih akan bergerak berfluktuasi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, dirinya masih menyarankan SUN dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan investasi.
"Selain itu, kami juga tetap menyarankan kepada investor untuk mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan fokus pada pergerakan nilai tukar rupiah. Adapun seri - seri yang menarik pada kondisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: FR0053, FR0069, FR0061, FR0077, FR0068, dan FR0059," katanya.
Review (Senin, 18/2/2019)
Baca Juga
Pergerakan harga SUN pada perdagangan Senin, 18 Februari 2019 mengalami kenaikan di tengah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Perubahan harga SUN yang terjadi berkisar antara 1 hingga 10 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 1 hingga 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps.
Harga SUNa dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 10 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil rata-rata sebesar 1 bps. Adapun, harga SUN dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 bps hingga 8 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasil hingga sebesar 1,7 bps.
Sementara itu, untuk SUN dengan tenor panjang mengalami pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 75 bps sehingga mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 hingga 12 bps.
Kenaikan harga SUN yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor eksternal di mana harga surat utang global yang mengalami kenaikan di tengah meningkatnya permintaan instrumen yang lebih aman seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham. Selain itu, perubahan harga saham juga dipengaruhi oleh faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mengalami penguatan sepanjang perdagangan kemarin.
Hanya saja, aktivitas perdagangan kemarin menurun jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yang tercermin pada rendahnya volume perdagangan yang dilaporkan.
Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melakukan transaksi di pasar sekunder dan melakukan aksi wait and see menjelang diadakannya lelang SBSN pada hari ini.