Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen polyster dan tekstil PT Indo-Rama Synthetics Tbk. diyakini bakal membukukan kinerja moncer pada 2019, setelah perseroan menjual seluruh saham yang dimiliki di PT Indorama Petrochemicals, Indonesia (PTIP), dengan nilai penjualan US$55,14 juta.
Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo memproyeksi kinerja INDR akan semakin moncer pada 2019. Penjualan saham yang dimiliki INDR di PT Indorama Petrochemicals Indonesia bakal mendongkrak laba bersih perseroan pada tahun ini.
Sebab, dana segar yang diperoleh dari aksi tersebut dapat digunakan untuk ekspansi bisnis. Dampak lain, harga saham perseroan berpeluang ditransaksikan pada harga Rp8.000 hingga akhir tahun 2019, seiring dengan meningkatnya kinerja perseroan. "Secara valuasi juga, harga saham INDR tergolong masih undervalue," katanya pada Minggu (6/1/2019).
Pada penutupan perdagangan Jumat (4/1/2019), saham INDR menguat 125 poin atau 2,16% ke level Rp5.900. Adapun, Price Earning Ratio (PER) perseroan berada pada level 2,46 kali dengan kapitalisasi pasar Rp3,86 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2018, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar US$636,65 juta, naik 10,82% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar US$574,50 juta. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$78,78 juta, melonjak dari periode sama tahun lalu sebesar US$4,70 juta.
"PBV [Price per book value] masih di kisaran 0,74 kali," imbuhnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI pada Jumat (4/1/2019), pada 3 Januari 2019 emiten dengan kode saham INDR tersebut melakukan penjualan seluruh saham yang dimiliki di PT Indorama Petrochemicals, Indonesia (PTIP) mewakili 24% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor di PTIP.
Presiden Direktur Indo-Rama Synthetics Vishnu Swaroop Baldwa menjelaskan, latar belakang penjualan yakni Indorama Netherlands B.V., Belanda (INBV) pihak terafiliasi dengan Indo-Rama Synthetics memiliki call option untuk membeli seluruh saham yang dimiliki oleh Indo-Rama Synthetics di PTIP sampai dengan 31 Desember 2019. Hal ini sebagaimana tercantum dalam perjanjian call option tertanggal 30 November 2011 telah diubah dan menyatakan kembali pada tanggal 11 Mei 2018 yang telah dilaporkan sebagaimana mestinya kepada publik.
Berdasarkan perjanjian, INBV melaksanaan call option mereka untuk mengakuisisi seluruh saham dimiliki Indo-Rama Synthetics dalam PTIP. Dan karenanya Indo-Rama Synthetics telah menjual 24% kepemilikan saham tersisa di PTIP kepada INBV pada 3 Januari 2019 dengan nilai penjualan sebesar US$55,14 juta dihitung sesuai perjanjian.
"IRS [Indo-Rama Synthetics] telah menerima nilai penjualan tersebut di atas sebesar US$55.135.160,02 pada tanggal 3 Januari 2019," terangnya dalam keterbukaan informasi.