Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jaringan bioskop PT Graha Layar Prima Tbk. optimistis kinerja kuartal II/2018 akan membaik setelah pada kuartal I/2018 perseroan membukukan kerugian yang nilainya nyaris dua kali lipat dibandingkan dengan kuartal I/2017 (yoy).
Cinema Manager Graha Layar Prima Fredy Kurniawan mengungkapkan bahwa puncak okupansi penonton dalam 1 tahun terjadi selama libur puasa dan Lebaran, dan pada akhir tahun. Perseroan akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk mendatangkan sebanyaki mungkin penonton.
“Pada 2017 kemarin, jumlah penonton mencapai 15 juta orang dengan tingkat okupansi 18,82%. Angka okupansi biasanya meningkat pada musim Lebaran dan akhir tahun, yang bisa mencapai sekitar 21%—22%,” ungkap Fredy di Jakarta, akhir pekan lalu.
Berdasarkan catatan perseroan, okupansi pada 2016 juga berada pada level 18%. Pada kuartal II/2018, perseroan memprediksi dapat membukukan pendapatan signifikan karena beberapa faktor yaitu kenaikan jumlah penonton, sekaligus beberapa film dengan jumlah penonton tinggi yang dirilis pada kuartal II/2018.
Pada 2017, emiten biskop dengan kode saham BLTZ tersebut untuk pertama kalinya membukukan keuntungan, yang didorong terutama oleh jumlah penonton yang mencapai 15 juta kunjungan atau meningkat 50% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebesar 67,08% pendapatan dikontribusikan oleh segmen penonton, disusul oleh segmen makanan dan minuman (restoran) sebesar 21,84%, dan segmen event and advertorial sebesar 10,84%. Tahun ini, selain akan menambah 16 jaringan bioskop, perseroan juga akan meningkatkan kontribusi dari sektor restoran.
Adapun, pada kuartal I/2018 perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp243,67 miliar, meningkat 48,45% dibandingkan capaian perseroan pada kuartal yang sama tahun lalu (yoy) yang sebesar Rp163,7 miliar.
Laporan keuangan tidak diaudit perseroan juga menunjukkan beban pokok pendapatan meningkat signifikan sebesar 52,7% menjadi Rp146,21 miliar, dari sebelumnya (yoy) sebesar Rp95,76 miliar.
Corporate Secretary Graha Layar Prima Mutia Resty mengungkapkan selama Januari—Maret 2018, siklus penonton bioskop memang memasuki musim terendahnya. Selain itu, kinerja perseroan juga semakin terhambat karena kurangnya pasokan film.
“Kuartal I/2018 itu low season dan pasokan filmnya kurang banyak, itu menjadi salah satu dari beberapa faktor penghambat kinerja perseroan. Pada kuartal II/2018 kami yakin [jumlah penonton] akan naik signifikan karena ada beberapa film box office seperti The Avengers dan Deadpool,” ungkap Mutia.
Adapun, sepanjang tahun ini perseroan menargetkan jumlah pedapatan dapat meningkat 25% dibandingkan tahun lalu, didorong ekspansi bioskop dan kontribusi dari restoran dan event and advertising.
Untuk dapat menarik lebih banyak penonton, BLTZ akan membuka bioskop di kota-kota lapisan kedua dan ketiga di Tanah Air. Hingga kuartal I/2018, perseroan telah membuka empat bioskop baru.