Bisnis.com, JAKARTA – Pupuslah kini harapan pengelola bioskop tanah air untuk segera beroperasi setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai pada hari ini, Senin (14/9/2020).
Setelah sempat mendapatkan sentimen positif berupa pembukaan kembali bioskop pada akhir Agustus lalu, pengelola bioskop CGV Cinemas PT Graha Prima Layar Tbk. (BLTZ) harus berlapang dada menerima kenyataan bahwa kemungkinan besar kegiatan operasionalnya belum bisa dijalankan dalam waktu dekat.
Ekspektasi kosong tersebut langsung tercermin dari pergerakan saham emiten berkode saham BLTZ tersebut di lantai bursa. Hanya dengan dua kali transaksi saja, saham BLTZ langsung terjerembab 6,87 persen atau 230 poin ke level Rp3.120 pada perdagangan Senin (14/9/2020).
Pelemahan tersebut menandakan bahwa saham BLTZ terkena auto reject bawah oleh Bursa Efek Indonesia, sehingga sahamnya tidak dapat diperjualbelikan di bawah level Rp3.120.
Adapun, selama dua pekan belakangan, saham BLTZ sudah lama tertidur di level Rp3.350. Terakhir kali, tepatnya pada Senin (31/8/2020), saham BLTZ mengalami pelemahan sebesar 4,29 persen.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Direktur Graha Layar Prima Ferdiana Yulia Sunardi menjelaskan bahwa situasi dan kondisi penyebaran Covid-19 memang kurang menguntungkan terutama bagi CGV Cinemas sebagai pengelola bioskop.
Baca Juga
“Jadi memang, sayangnya sejak Maret, gerai perbioskopan yang kami kelola memang terpaksa tutup, demi keamanan dan keselamatan penonton, mengikuti instruksi pemerintah daerah dan pusat untuk menutup kegiatan operasi sinema,” ungkap Ferdiana pada Juli lalu.
Dia mengakui, dengan tidak beroperasinya semua gerai bioskop pada bulan Maret sampai saat ini, otomatis perseroan tidak memperoleh pendapatan. Jika pun diizinkan beroperasi dalam waktu dekat, perseroan menilai butuh waktu untuk membangkitkan kepercayaan penonton bioskop dan memperoleh konten baru dari perusahaan film.
“Saat ini, kami belum bisa memprediksi potensi kerugian, mengingat kondisi seluruh 69 bioskop CGV masih tutup, dan hingga kini kami masih belum tahu kapan diizinkan beroperasi kembali. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh pada pendapatan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, perseroan mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp54,3 miliar.
Adapun rugi yang semakin besar pada kuartal ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya juga disebabkan oleh penurunan pendapatan 20,56 persen secara tahunan menjadi Rp232,17 miliar pada semester pertama tahun ini.