Bisnis.com, JAKARTA--- Obligasi yang diterbitkan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,6 kali atau mencapai Rp11,4 triliun dari target sekitar Rp7 triliun.
Direktur Keuangan Telkom Heri Sunaryadi mengatakan pihaknya tidak menyerap seluruh permintaan yang masuk. “Yang kita ambil hanya sekitar Rp7 triliun,” katanya di rumah dinas Menteri BUMN, Sabtu (20/6).
Heri mengatakan pihaknya tidak menyerap semua permintaan yang masuk karena perusahaan telah memperkirakan kebutuhan dana hanya sekitar Rp7 triliun. Dana hasil penerbitan obligasi itu bakal digunakan salah satunya untuk akuisisi perusahaan di luar negeri.
Salah satu perusahaan yang bakal diakusisi oleh Telkom adalah perusahaan yang berbasis di Guam, AP Teleguam Holding Inc., dengan perkiraan nilai investasi US$250 juta. Proses akuisisi itu rencananya akan dilakukan oleh anak usaha Telkom yaitu Telkom USA Inc dan diharapkan selesai akhir tahun ini.
Obligasi itu sendiri terdiri dari 4 seri yakni seri A bertenor 7 tahun yang ditawarkan dengan kupon 8,91%-10,16%, seri B tenor 10 tahun ditawarkan 8,96%-10,31%, seri C tenor 15 tahun ditawarkan 9,21%-11,01% dan seri D tenor 30 tahun 9,55%-11,55%.
Masa penawaran awal obligasi (bookbuilding) itu sendiri berlangsung sejak 20 Mei 2015 hingga 4 Juni 2015. Obligasi itu ditawarkan sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan senilai total Rp12 triliun.
Pelaksana penjamin emisi penerbitan obligasi itu antara lain perusahaan sekuritas yang terafiliasi dengan BUMN seperti PT Mandiri Sekuritas dan PT Bahana Securities, perusahaan sekuritas milik negara yakni PT Danareksa (Persero) serta sekuritas swasta, PT Trimegah Securities Tbk.
Pada tahun ini, Telkom menganggarkan belanja modal sekitar 22%-25% dari target pendapatan sekitar Rp100 triliun. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk keperluan pita lebar (broadband) di anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular, dengan porsi 61%, pita lebar di laut dan darat 26% serta untuk anak usaha lainnya 13%.
Dari target pendapatan tahun ini, perseroan telah membukukan pendapatan sekitar Rp23,6 triliun pada tiga bulan pertama 2015 atu tumbuh 11,1% dibandingkan dengan Rp21,3 triliun pada 2014.
Pada kuartal I/2015, Telkom membukukan laba bersih Rp3,8 triliun atau tumbuh 6,4% dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama 2014.