Bisnis.com, JAKARTA--Pergerakan pasar saham yang melemah akhir-akhir ini dinilai berkaitan erat dengan kondisi perekonomian dalam negeri. Namun, sejumlah data menunjukkan bahwa surat utang negara lebih akurat sebagai indikator prediksi ekonomi makro daripada harga saham.
Siswa Rizali, Kepala Riset PT AAA Asset Management mengatakan dibandingkan dengan pasar saham, pergerakan harga SUN lebih tepat diamati untuk melihat arah ekonomi. Dia menilai, jangan menjadikan IHSG sebagai indikator kebijakan ekonomi pemerintah.
Menurutnya, bila ada satu indikator ekonomi yang merangkum semua pemikiran ekonom dan investor, maka harga SUN (atau yield) yang bisa menjadi patokan utama. “Beberapa data yang lalu menunjukkan bahwa SUN lebih akurat sebagai indikator prediksi ekonomi makro daripada harga saham,” kata Siswa kepada Bisnis.com, Rabu (29/4/2015).
Misalnya, pada 2005, SUN lebih dahulu koreksi, setelah itu saham menyusul. Kemudian, pada 2007-2008 SUN sudah koreksi sejak Juli 2007, saham terus rally baru koreksi Februari 2008. Adapun, pada 2015,SUN pasca rally Januari dan Februari, mulai koreksi.
“Saham bertahan, tapi akhirnya beberapa hari ini menyerah. Kita belum tahu siapa yang akan jadi pemenang tahun 2015, saham atau SUN?”
Berdasarkan data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency), pergerakan pasar obligasi tidak setajam pergerakan saham. Yield surat utang negara (SUN) dengan tenor 10 tahun naik tipis dari 7,72% menjadi 7,77%. Yield dengan tenor 20 tahun juga hanya naik tipis dari 8,13% ke 8,17%.