Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah bergerak anomali pada Kamis (9/4/2015), terapresiasi signifikan di saat indeks dolar menguat.
Rupiah hari ini ditutup menguat 0,40% ke Rp12.905 per dolar AS di Bloomberg Dollar Index setelah dibuka turun tipis 0,08% ke Rp12.968 per dolar AS.
Mata uang Garuda terus diperdagangkan menguat sejak tengah hari dan bergerak pada kisaran Rp12.903—Rp12.982 per dolar AS. Penguatan 0,40% pada nilai tukar rupiah merupakan apresiasi paling tajam pada mata uang Asia Pasifik sore ini.
Rupiah naik signifikan di saat kurs dolar AS terus menguat. Indeks dolar hari ini terus terapresiasi dan sempat naik hingga 0,53% ke 98,459.
Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede mengatakan apresiasi rupiah hari ini agak unik karena pembelian asing di pasar obligasi dan bursa tidak terlalu besar.
“Agak ajaib yah. Ini foreign tidak masuk ke obligasi koq. Harga bond enggak ke mana-mana,” katanya ketika dihubungi bisnis, Kamis (9/4/2015).
Imbal hasil SUN tenor 10 tahun hari ini turun 0,32%, sedangkan yield SUN berjangka kurang dari 1 tahun merosot 0,69%.
Josua memperkirakan kenaikan rupiah hari ini terkait dengan penurunan cadangan devisa Bank Indonesia. Cadev BI tuurn US$3,9 miliar pada akhir Maret 2015.
Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan kurs tengah pada Rp12.973 per dolar AS atau turun naik dari Rp13.002 pada 8 April 2015.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Nilai | Perubahan |
9/4/2015 | Rp12.905 | +0,40% |
8/4/2015 | Rp12.957 | +0,23% |
7/4/2015 | Rp12.987 | -0,21% |
6/4/2015 | Rp12.960 | +0,46% |
3/4/2015 | Rp13.020 | -0,13% |
Sumber: Bloomberg