Bisnis.com, JAKARTA—PT Renuka Coalindo Tbk. (SQMI) menargetkan produksi batu bara tahun ini sebesar 800.000 ton, naik dua kali lipat dari tahun lalu yang sebesar 400.000 ton.
Komisaris Utama Renuka J. Suresh Kumar mengatakan untuk mencapai target itu, kuncinya adalah selalu mempunyai kontraktor tambang yang baik.
Selain itu, ongkos produksi berupaya ditekan, low cost operation terus dijaga, dan memaksimalkan perolehan margin usaha.
Dari total produksi 800.000 ton itu, dia berharap seluruhnya bisa dijual. Renuka tidak memasang target ambisius tahun ini.
“Kami menargetkan berapa pun yang diproduksi, itu yang dijual. Permintaan dari China sekarang turun, jadi kami akan lanjutkan ekspor ke India,” ujarnya ketika ditemui usai RUPS Luar Biasa, Selasa (25/2/2014).
Rencana produksi ini adalah bagian dari rencana pertambangan (mining plan) jangka panjang. Perseroan tidak serta-merta mengubah rencana pertambangan demi menyesuaikan kondisi pasar batu bara global maupun domestik.
Renuka menargetkan produksi batu bara meningkat setiap tahunnya, dan ke depannya diharapkan terus naik dari target tahun ini 800.000 ton. Perseroan juga terus memantau perkembangan pasar batu bara yang menurut Suresh tidak terlalu bagus, tapi juga tidak jelek.
“Market sekarang soft. Kami wacthing the market. Di sisi lain kami sangat fokus pada pemangkasan biaya, terus mengontrol biaya, dan menjaga margin,” ujarnya.
Tahun ini Renuka menganggarkan belanja modal (capex) kurang dari US$1 juta atau kurang dari Rp12 miliar. Menurut Suresh, rendahnya anggaran ini adalah karena capex yang besar sudah dibelanjakan pada beberapa tahun yang lalu. Di sisi lain, Renuka juga tidak berencana melakukan akuisisi tambang tahun ini.
“Capex tahun ini tidak banyak karena hanya untuk pembebasan lahan dan beberapa hal lainnya. Sumbernya dari internal kami sendiri dan dukungan dari parent company. Kami tidak ada rencana mencari sumber pendanaan baru,” jelasnya.
Sekretaris Perusahaan Renuka Eka Nikawanti mengatakan RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan hari ini menunjuk kembali Shantanu Lath sebagai Direktur Utama, serta Suresh dan Juninho Widjaja masing-masing sebagai Komisaris Utama dan Komisaris.
Renuka Coalindo yang semula bernama PT Sanex Qianjiang Motor International ini, melakukan kegiatan pertambangan batu bara melalui anak usaha, PT Jambi Prima Coal yang memiliki tambang di Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Pemegang saham mayoritas Renuka (80%) yaitu Renuka Energy Resource Holdings, merupakan entitas anak Shree Renuka Energy Ltd (Grup Renuka), perusahaan asal India. Selain sebagai Komut Renuka, Suresh juga adalah CEO dari Shree Renuka Energy Ltd.